Kadangkala istilah dalam kehidupan sehari-hari membuat ambigu, tidak hanya soal penyebutan komponen kendaraan yang ambigu, mendeskripsikan perilaku kendaraan juga kadang ambigu. Salah satu nya adalah ketika menyebutkan "motor nyala" ada juga yang bilang "motor bunyi" atau ada juga yang bilang "motor hidup".
Saat motor mogok tidak bisa di strater, trus dibawa kebengkel, bilang sama montirnya, "bang, tolong benerin motor saya, gak mau nyala". Trus montirnya jawab, "dikorek saja bang", sambil nyodorin macis. "@#$%*$#@!"
Langsung geger dong... dikira lilin kali yaa, dinyalain pakai macis.
Yaa sebenarnya gak ada masalah mau bilang motor hidup, nyala atau bunyi. Tapi kadang kalau dipikir-pikir mungkin lebih tepat kalau dibilang "motor bunyi" karena memang terdengar bunyi dari knalpot saat mesin beroperasi, ya gak sih?
Tapi kalau dibilang "nyala" juga gak ada salahnya karena secara teknis, saat mesin beroperasi ada nyala api di busi yang membakar campuran bahan bakar dan udara.
Cuma kalau pakai istilah "motor hidup" kayaknya agak sulit dicari terminologi filosofinya. Mungkin karena saat mesin beroperasi ada denyut-denyut aliran listrik yang mengalir diantara kabel-kabel bodi layaknya denyut nadi dalam tubuh mahluk hidup, makanya dibilang "motor hidup".
Kurang lebih seperti itulah kira-kira filosofi yang di terjemahkan pakai pendekatan cocoknologi. Semoga terhibur.