Setelah sempat menunggu lama, akhirnya DOC Ayam Kampung yang di pesan datang juga.
Kemasannya cukup kokoh dan aman dengan banyak lubang sirkulasi udara dan kemudian diamankan dengan jaring, sama seperti yang sering terlihat di media online baik Website, toko online maupun Youtube yang membahas tentang DOC ayam.
Cukup excited juga saat menerimanya, maklumlah baru pertama tahu dan lihat bentuk kemasan DOC isi 100 ekor.
Semua ayam DOC tampak sehat dan aktif, ada beberapa yang terlihat linglung mungkin karena pengaruh jet-lag, harap maklum ayam DOC ini baru saja turun dari pesawat.
Hebat yaa.. ayam jaman sekarang, masih kecil sudah berani naik pesawat tanpa didampingi induknya.
Setelah kemasan di buka, langsung saja ayam DOC di masukan kekandang pembesaran sembari di hitung.
Total kalau tidak salah hitung, ada 101 ekor DOC. Bonus 1 ekor karena pemesanan untuk 1 box adalah 100 ekor.
Senang juga rasanya dapat bonusan karena DOC Ayam Kampung Super yang di beli kali ini lumayan mahal bagi saya yaitu di banderol seharga Rp. 8.750 per ekor.
Tapi umumnya SOP-nya memang seperti itu, suplier DOC akan melebihkan jumlah ayam 1-2 ekor dalam satu box untuk mengantisipasi kalau ada yang mati di perjalanan, sehingga konsumen tidak rugi.
DOC Ayam Kampung Super kali ini didapat dari salah satu peternak sukses yang namanya cukup populer dan omsetnya bisa mencapai 200 juta seminggu. Mantaplah, semoga bisa ketularan suksesnya.
Setelah semua DOC masuk kekandang pembesaran yang sudah disediakan air minum dari sumur dan tak lupa juga pakan BR1 khusus ayam 1-21 hari yang di siapkan di wadah khusus pakan ayam dan satu lagi di letakan pada nampan bekas tutup ember plastik.
Pakan dalam nampan ini di peruntukan agar ayam DOC cepat bisa dengan mudah menemukan makanan sehingga tidak kesulitan mencari makanan ketika merasa lapar.
Beberapa ekor DOC langsung minum dan beberapa lagi mengeker-eker makanan dalam nampan.
Pada hari pertama pasca ayam DOC di lepas kekandang, didapati satu ekor ayam DOC mati, hari kedua juga mati lagi satu ekor kemudian hari ketiga aman terkendali namun hari keempat mati lagi satu ekor jadi selama empat hari total 3 ayam yang mati.
Lumayan rugi Rp.8.750 x 3 = Rp.26.250 @4 hari hehehe.
Ayam DOC yang mati tersebut terpaksa di jadikan tambahan nutrisi untuk ikan Lele yang sudah lebih dulu mulai diternak sebelum Ayam Kampung Super ini datang.
Kematian DOC tersebut mungkin karena kurang adaptasi atau perlakuan yang kurang tepat saat pertama kali DOC ‘release’. Atau karena lampu yang di gunakan sebagai penghangat, kurang memadai karena memakai lampu hemat energy.
Lampu ini mungkin kurang ideal karena biasanya para peternak menggunakan lampu pijar atau Pemanas khusus.
Beberapa informasi yang didapat dari berbagai sumber, DOC perlu di beri vitamin diawal-awal kehidupannya, tapi masalahnya, harga vitaminnya lumayan tinggi untuk peternak pemula yang bermodal pas-pasan seperti saya.
Memang sebenarnya tidak mahal-mahal amat kalau ada uang, karena vitamin khusus ayam biasanya di jual mulai dari harga 50 ribuan per botol. Tapi harga segitu lumayan mahal kalau lagi kantong kosong, hehehe.
Bagaimana mungkin mau beli vitamin ayam, beli tempat makan ayam saja hanya bisa yang satu ukuran, yang bisa dipakai seumur hidup, namun dengan sedikit modifikasi agar bisa sesuai dengan ukuran ayam.
Akhirnya untuk urusan vitamin di coba memberi tambahan vitamin bernama Vitachick kemasan sachet yang di campurkan ke air minum ayam.
Vitamin sachet khusus ayam yang seharga Rp.3000 per sachet ini diharapkan dapat meningkatkan stamina, dan menambah naksu makan ayam sehingga ayam lebih tahan dari penyakit dan tumbuh sehat, setidaknya begitulah yang tertulis di kemasannya.
Setelah pemberian tambahan vitamin ini, tampaknya ayam semakin sehat dan aktif berlarian kesana kemari dan semoga saja tidak ada lagi yang mati.
Kemasannya cukup kokoh dan aman dengan banyak lubang sirkulasi udara dan kemudian diamankan dengan jaring, sama seperti yang sering terlihat di media online baik Website, toko online maupun Youtube yang membahas tentang DOC ayam.
Cukup excited juga saat menerimanya, maklumlah baru pertama tahu dan lihat bentuk kemasan DOC isi 100 ekor.
Semua ayam DOC tampak sehat dan aktif, ada beberapa yang terlihat linglung mungkin karena pengaruh jet-lag, harap maklum ayam DOC ini baru saja turun dari pesawat.
Hebat yaa.. ayam jaman sekarang, masih kecil sudah berani naik pesawat tanpa didampingi induknya.
Setelah kemasan di buka, langsung saja ayam DOC di masukan kekandang pembesaran sembari di hitung.
Baca juga :
Total kalau tidak salah hitung, ada 101 ekor DOC. Bonus 1 ekor karena pemesanan untuk 1 box adalah 100 ekor.
Senang juga rasanya dapat bonusan karena DOC Ayam Kampung Super yang di beli kali ini lumayan mahal bagi saya yaitu di banderol seharga Rp. 8.750 per ekor.
Tapi umumnya SOP-nya memang seperti itu, suplier DOC akan melebihkan jumlah ayam 1-2 ekor dalam satu box untuk mengantisipasi kalau ada yang mati di perjalanan, sehingga konsumen tidak rugi.
DOC Ayam Kampung Super kali ini didapat dari salah satu peternak sukses yang namanya cukup populer dan omsetnya bisa mencapai 200 juta seminggu. Mantaplah, semoga bisa ketularan suksesnya.
Setelah semua DOC masuk kekandang pembesaran yang sudah disediakan air minum dari sumur dan tak lupa juga pakan BR1 khusus ayam 1-21 hari yang di siapkan di wadah khusus pakan ayam dan satu lagi di letakan pada nampan bekas tutup ember plastik.
Pakan dalam nampan ini di peruntukan agar ayam DOC cepat bisa dengan mudah menemukan makanan sehingga tidak kesulitan mencari makanan ketika merasa lapar.
Beberapa ekor DOC langsung minum dan beberapa lagi mengeker-eker makanan dalam nampan.
Pada hari pertama pasca ayam DOC di lepas kekandang, didapati satu ekor ayam DOC mati, hari kedua juga mati lagi satu ekor kemudian hari ketiga aman terkendali namun hari keempat mati lagi satu ekor jadi selama empat hari total 3 ayam yang mati.
Lumayan rugi Rp.8.750 x 3 = Rp.26.250 @4 hari hehehe.
Ayam DOC yang mati tersebut terpaksa di jadikan tambahan nutrisi untuk ikan Lele yang sudah lebih dulu mulai diternak sebelum Ayam Kampung Super ini datang.
Baca juga :
Kematian DOC tersebut mungkin karena kurang adaptasi atau perlakuan yang kurang tepat saat pertama kali DOC ‘release’. Atau karena lampu yang di gunakan sebagai penghangat, kurang memadai karena memakai lampu hemat energy.
Lampu ini mungkin kurang ideal karena biasanya para peternak menggunakan lampu pijar atau Pemanas khusus.
Beberapa informasi yang didapat dari berbagai sumber, DOC perlu di beri vitamin diawal-awal kehidupannya, tapi masalahnya, harga vitaminnya lumayan tinggi untuk peternak pemula yang bermodal pas-pasan seperti saya.
Memang sebenarnya tidak mahal-mahal amat kalau ada uang, karena vitamin khusus ayam biasanya di jual mulai dari harga 50 ribuan per botol. Tapi harga segitu lumayan mahal kalau lagi kantong kosong, hehehe.
Bagaimana mungkin mau beli vitamin ayam, beli tempat makan ayam saja hanya bisa yang satu ukuran, yang bisa dipakai seumur hidup, namun dengan sedikit modifikasi agar bisa sesuai dengan ukuran ayam.
Baca juga :
Akhirnya untuk urusan vitamin di coba memberi tambahan vitamin bernama Vitachick kemasan sachet yang di campurkan ke air minum ayam.
Vitamin sachet khusus ayam yang seharga Rp.3000 per sachet ini diharapkan dapat meningkatkan stamina, dan menambah naksu makan ayam sehingga ayam lebih tahan dari penyakit dan tumbuh sehat, setidaknya begitulah yang tertulis di kemasannya.
Setelah pemberian tambahan vitamin ini, tampaknya ayam semakin sehat dan aktif berlarian kesana kemari dan semoga saja tidak ada lagi yang mati.