Pengaruh Sosial Media terhadap cara kita bersosialisasi

Saat sedang berkumpul bersama rekan didunia nyata, tak jarang sebagian dari kita masih sibuk dengan handheld masing-masing.

Entah lagi chating dengan kawan di dumay kecamatan antah berantah, atau sedang menanggapi foto teman di kelurahan sebelah.

Sehingga intesitas interaksi antar sesama di dunia nyata semakin berkurang walaupun sedang dalam ruang, waktu, meja, bahkan menu yang sama. Tak jarang momen pertemuan itupun hanyalah bagaikan formalitas belaka.

Ada yang foto menu makanan dan update di wall, “hey.. lagi ngumpul bareng teman lama..” yes, fisikly atau physically (biar keren dikit)  anda sedang berkumpul, tetapi sebenarnya anda lebih fokus dengan daya tarik terhadap keajaiban dumay yang begitu mempesona hingga sangat sulit untuk dilepaskan.

Tak jarang pun saat sedang asik mengobrol dengan rekan di sebuah warung kopi, tiba-tiba muncul suara aneh itu “drrt..drrt..drtt ting tung ting tung BB-ku berbunyi, ting-tung ting-tung begitu bunyinya.

Aktifitas chating pun terjadi saat itu juga tanpa lagi memperdulikan lawan bicara yang jelas-jelas ada dihadapan tadi. Atau ada yang masih berusaha melakukan aktifitas chating berbarengan dengan ngobrol bersama rekan di dunia nyata, yang istilah technonya adalah multitasking.

Multitasking adalah merupakan salah satu kemampuan dasar manusia dalam mengerjakan beberapa pekerjaan dalam satu waktu, yang diaplikasikan kedalam alat elektronik seperti PC, Laptop, bahkan handphone kebanyakan sekarang ini sudah mampu menjalankan beberapa pekerjaan sekaligus (multitasking). Multitasking merupakan salah satu sikap mengemudi yang perlu dihindari.

Dan  manusia modern pun tak ingin kalah dalam hal memperdalam kemampuan multitasking ini. Dan selalu melatih kemampuannya dalam hal multitasking; seperti mengendarai kendaraan bermotor sambil update status  atau makan sembari chating dengan entah siapa di Dumay.

Namun hendaknya kemampuan multitasking ini dapat digunakan pada saat yang tepat, seperti untuk keperluan Bela Negara mungkin(?_?)

Pengaruh Sosial Media terhadap cara kita bersosialisasi

The question of life-nya ialah “mengapa harus berkumpul kalo akhirnya anda harus sibuk dengan gadget masing-masing?” nongkrong saja dirumah masing-masing sambil maen congklak online bersama temen-teman anda.

Tanpa perlu bertemu, tanpa bingung menentukan dresscode, dan tanpa harus sewa EO (Even not ter-Organize), pasti akan lebih elegan tentunya.

Problem ??? sebenarnya tidak ada masalah dengan hal ini, karena setiap orang memiliki hak untuk menentukan cara mereka berinteraksi dan bersosialisasi dengan sesama, Selama tidak melanggar aturan dan norma yang ada.

Tentu masih banyak hal positif yang dapat diambil dengan adanya Sosial Media. Seperti kemudahan untuk saling berkomunikasi atau bersilaturahmi antar kerabat walaupun terbentang jarak dan waktu.

Masih ingatkah anda saat jaman keemasan SMS (Short Mesaging Service) yang dibanderol Rp350/Sms, untuk saling berkirim kabar ataupun ucapan selamat saat momen besar seperti lebaran, natal, ataupun tahun baru dengan kerabat lintas propinsi dibutuhkan biaya yang lumayan menguras kantong, terlebih lagi jika kerabat yang tinggal dilintas benua atau lintas propinsi tersebut cukup banyak.

Dengan adanya sosmed tentu lebih mengiirit budget. Cukup apdet status berisi ucapan selamat dan menge-tag seluruh teman atau kerabat yang ada dilist maka ritual ucapan selamat pada hari-hari besar pun dapat tersampaikan.

Bahkan dapat lebih ekspresif dengan penambahan gambar-gambar yang atraktif. Cukup dengan modal Rp.1000 perak untuk daftar paket internet buat online, anda sudah dapat berkomunikasi dan saling bertukar kabar dengan kerabat di saat-saat istimewa walaupun terpisah jarak yang cukup jauh.

Konklusinya adalah dengan adanya sosial media dapat memudahkan kita saling berkomunikasi dengan kerabat walaupun terbentang jarak dan waktu.

Namun hendaklah lebih bijak dalam menggunakan atau berinteraksi antar sesama melalui sosial media. Jika dahulu kala ada pribahasa “mulutmu hariamu-mu”, sekarang muncul pribahasa turunan dari pribahasa tersebut, seperti “jempolmu harimau-mu” atau “jarimu harimau-mu” mungkin lebih tepat untuk menjadi pedoman agar dapat saling menjaga etika dan norma saat berinteraksi di sosial media atau dunia maya pada umumnya.

Demikianlah sedikit uraian tentang Pengaruh sosial media terhadap cara kita bersosialisasi. Mungkin andapun memiliki pandangan tersendiri tentang hal tersebut, Jangan ragu untuk membagikan pendapat anda melalui komentar.

Segala hal yang terjadi di dunia ini pasti memiliki dampak, entah itu baik ataupun buruk tergantung sudut pandang masing-masing kita dalam menilainya. Semoga bermanfaat.