Penentuan kubikasi mesin bukanlah hal sepele saat merencanakan sebuah produk kendaraan bermotor untuk dipasarkan secara masal.
Kapasitas mesin yang besar menghadirkan pilihan apakah akan menggunakan mesin single atau multi silinder sebagai dapur pacunya.
Pertimbangannya tidak hanya sekedar dari segi ekonomis atau keren-kerenan tapi juga nilai efisien dan efektifitasnya pun perlu jadi perhatian.
Tidak ada patokan pasti dalam penentuan jumlah silinder pada mesin kendaraan. Tapi jika diperhatikan, mesin yang digunakan pada sepeda motor buatan pabrikan motor di Negeri kita, untuk mesin antara 100 – 200 CC masih mengandalkan mesin satu silinder.
Bahkan Scorpio buatan Yamaha yang sudah menerapkan kapasitas mesin 225 CC masih menggunakan mesin tunggal.
Tapi ada juga CB 200 buatan Honda yang lahir tahun 1972 sudah menggunakan mesin dua silinder segaris.
Lihat juga Modifikasi mesin jadi multi silinder
Sekarang, motor bermesin 250 CC mulai banyak di produksi, ada Ninja 250 yang sudah lama main di kelas seperempat liter, kemudian disusul pabrikan lain yang mulai ikut “bermain” di kelas ini seperti Honda dengan CBR 250 dan Yamaha dengan R25 dan Suzuki dengan GSX 250 nya.
Mesin 250 CC yang dipakai umumnya sudah menggunakan dua piston dengan konstruksi Inline.
Lihat juga : Kelebihan dan kekurangan mesin V, Inline, Boxer.
Bagaimana dengan mesin 250 CC keatas?
Untuk motor diatas 250 masih jarang ditemui berkeliaran di jalanan Indonesia. Karena motor dengan kapasitas besar masih tergolong motor dengan target pasar yang segmented, segmen-nya tergantung pada ukuran kantong.
Sedangkan motor 250 CC Tidak banyak yang tertarik memilikinya karena terkendala faktor 'U' (uang), harga satu unit motor 250 CC bisa dijadikan uang muka untuk menebus mobil baru atau untuk membeli mobil second juga menjadi bahan pertimbangan.
Belakangan ini mulai banyak motor-motor ber-CC medium hingga besar masuk meramaikan pasar Indonesia, meskipun harus diakui ceruk pasarnya lebih segmented lagi.
Motor yang merupakan hasil kerja sama BMW dan TVS untuk motor kelas di bawah 500 CC dengan nama BMW 310 R hadir mengusung mesin 313 CC dan menggunakan mesin satu silinder salah satunya.
Honda punya kategori Big Bike untuk memanjakan konsumennya yang menginginkan motor-motor ber kubikasi besar.
Single atau Multi?
Untuk motor ber CC kecil (dibawah 200 CC) mungkin tidak akan sulit untuk menentukan pakai single atau multi. Karena pilihannya pasti Single, pertimbangan biaya produksi salah satu faktor penentunya.
Tapi untuk motor diatas 250 CC pilihan antara Single dan Multi harus dipertimbangkan matang-matang dengan menyesuaikan jenis kendaraan.
Seperti motor beraliran Trail yang membutuhkan tenaga dan torsi besar tapi tetap harus ringan dan kompak agar mudah bermanufer, melompat dan menerjang jalan tanah yang mungkin penuh lumpur.
Oleh karenanya mesin satu silinder masih sering ditemukan pada motor beraliran motorcross, trail, supermoto dan semacamnya.
Masalah distribusi panas mesin menjadi salah satu kendala utama kala menerapkan mesin dengan kubikasi besar tiap silindernya.
Memang jika diamati, cukup jarang mesin Single atau Multi silinder yang tiap silindernya melebihi 500 CC khususnya untuk mesin bensin.
Contohnya Midalu 2500 CC yang menerapkan mesin V6 berarti setiap silindernya berkapasitas 400an CC.
Dan masih banyak lagi mesin multi silinder ber CC besar dengan kapasitas per silinder tidak lebih dari 500 CC. Lupakan sejenak Ducati 2WV dengan mesin 3000 CC 4 silindernya yang sedang di kembangkan pabrikan Ducati.
Mesin single atau multi dengan kubikasi besar per silindernya otomatis memiliki ukuran piston yang besar pula.
Semakin besar ukuran piston maka semakin besar juga panas yang dihasilkan dari proses pembakaran di ruang bakar.
Pilihan sistem pendingin menjadi rangkaian yang harus dilalui ketika akan memilih menggunakan mesin single atau multi pada sebuah motor yang akan di produksi.
Lihat juga : Sistem pendingin mesin
Pilihan antara sistem pendingin udara atau cairan juga akan mempengaruhi karakter mesin dan bobot motor nantinya.
Pendingin cairan membutuhkan banyak komponen dan lebih kompleks dibanding sistem pendingin udara yang lebih simpel tapi membutuhkan aliran hembusan udara yang cukup lancar.
Oleh karenanya sistem pendingin udara masih banyak ditemukan untuk kendaraan tipe Cruiser/jelajah dan Trail yang kemungkinan terjebak macet cukup kecil.
Hal ini merujuk pada mesin-mesin Harley yang berkapasitas besar tapi tetap menggunakan pendingin udara meskipun ada dukungan dari sistem pendingin oli juga.
Tapi itupun tidak bisa dijadikan patokan karena Kawasaki KLR 650 yang jelas bukan untuk kendaraan komuter dalam kota dan hanya satu silinder 650 CC, sudah mengaplikasikan sistem pendingin air untuk mengatasi panas mesin.
Mungkin Idealnya mesin 250 hingga 500 CC pakai 2 silinder, mesin 500 - 750 CC bisa pakai 3 atau 4 silinder, 1000 CC sebaiknya sudah menerapkan 4 silinder.
Tapi itu hanyalah analisa tanpa dasar karena motor balap tahun 60an yang hanya 50 CC pun telah menerapkan mesin 2 silinder sebagai dapur pacunya.
Lihat juga : Motor 14 speed hanya 50 CC
Motor Harley pun masih setia dengan mesin V twin bahkan hingga 1200 CC yang berarti satu pistonnya berkapasitas 600 CC.
Disamping itu masih ada juga motor lainnya yang berkubikasi besar tapi tetap mengandalkan mesin satu silinder.
Lihat juga : Motor single silinder ber CC besar
Jadi pilihan Single atau Multi tetap tergantung dengan kebutuhan, selera dan kebijakan produsen tentunya. Walaupun Image mesin multi silinder terkadang lebih WOW daripada mesin Single. Semoga bermanfaat.
Kapasitas mesin yang besar menghadirkan pilihan apakah akan menggunakan mesin single atau multi silinder sebagai dapur pacunya.
Pertimbangannya tidak hanya sekedar dari segi ekonomis atau keren-kerenan tapi juga nilai efisien dan efektifitasnya pun perlu jadi perhatian.
Tidak ada patokan pasti dalam penentuan jumlah silinder pada mesin kendaraan. Tapi jika diperhatikan, mesin yang digunakan pada sepeda motor buatan pabrikan motor di Negeri kita, untuk mesin antara 100 – 200 CC masih mengandalkan mesin satu silinder.
Bahkan Scorpio buatan Yamaha yang sudah menerapkan kapasitas mesin 225 CC masih menggunakan mesin tunggal.
Tapi ada juga CB 200 buatan Honda yang lahir tahun 1972 sudah menggunakan mesin dua silinder segaris.
Lihat juga Modifikasi mesin jadi multi silinder
Sekarang, motor bermesin 250 CC mulai banyak di produksi, ada Ninja 250 yang sudah lama main di kelas seperempat liter, kemudian disusul pabrikan lain yang mulai ikut “bermain” di kelas ini seperti Honda dengan CBR 250 dan Yamaha dengan R25 dan Suzuki dengan GSX 250 nya.
Mesin 250 CC yang dipakai umumnya sudah menggunakan dua piston dengan konstruksi Inline.
Lihat juga : Kelebihan dan kekurangan mesin V, Inline, Boxer.
Bagaimana dengan mesin 250 CC keatas?
Untuk motor diatas 250 masih jarang ditemui berkeliaran di jalanan Indonesia. Karena motor dengan kapasitas besar masih tergolong motor dengan target pasar yang segmented, segmen-nya tergantung pada ukuran kantong.
Sedangkan motor 250 CC Tidak banyak yang tertarik memilikinya karena terkendala faktor 'U' (uang), harga satu unit motor 250 CC bisa dijadikan uang muka untuk menebus mobil baru atau untuk membeli mobil second juga menjadi bahan pertimbangan.
Belakangan ini mulai banyak motor-motor ber-CC medium hingga besar masuk meramaikan pasar Indonesia, meskipun harus diakui ceruk pasarnya lebih segmented lagi.
Motor yang merupakan hasil kerja sama BMW dan TVS untuk motor kelas di bawah 500 CC dengan nama BMW 310 R hadir mengusung mesin 313 CC dan menggunakan mesin satu silinder salah satunya.
Honda punya kategori Big Bike untuk memanjakan konsumennya yang menginginkan motor-motor ber kubikasi besar.
Single atau Multi?
Untuk motor ber CC kecil (dibawah 200 CC) mungkin tidak akan sulit untuk menentukan pakai single atau multi. Karena pilihannya pasti Single, pertimbangan biaya produksi salah satu faktor penentunya.
Tapi untuk motor diatas 250 CC pilihan antara Single dan Multi harus dipertimbangkan matang-matang dengan menyesuaikan jenis kendaraan.
Seperti motor beraliran Trail yang membutuhkan tenaga dan torsi besar tapi tetap harus ringan dan kompak agar mudah bermanufer, melompat dan menerjang jalan tanah yang mungkin penuh lumpur.
Oleh karenanya mesin satu silinder masih sering ditemukan pada motor beraliran motorcross, trail, supermoto dan semacamnya.
Masalah distribusi panas mesin menjadi salah satu kendala utama kala menerapkan mesin dengan kubikasi besar tiap silindernya.
Memang jika diamati, cukup jarang mesin Single atau Multi silinder yang tiap silindernya melebihi 500 CC khususnya untuk mesin bensin.
Contohnya Midalu 2500 CC yang menerapkan mesin V6 berarti setiap silindernya berkapasitas 400an CC.
Dan masih banyak lagi mesin multi silinder ber CC besar dengan kapasitas per silinder tidak lebih dari 500 CC. Lupakan sejenak Ducati 2WV dengan mesin 3000 CC 4 silindernya yang sedang di kembangkan pabrikan Ducati.
Mesin single atau multi dengan kubikasi besar per silindernya otomatis memiliki ukuran piston yang besar pula.
Semakin besar ukuran piston maka semakin besar juga panas yang dihasilkan dari proses pembakaran di ruang bakar.
Pilihan sistem pendingin menjadi rangkaian yang harus dilalui ketika akan memilih menggunakan mesin single atau multi pada sebuah motor yang akan di produksi.
Lihat juga : Sistem pendingin mesin
Pilihan antara sistem pendingin udara atau cairan juga akan mempengaruhi karakter mesin dan bobot motor nantinya.
Pendingin cairan membutuhkan banyak komponen dan lebih kompleks dibanding sistem pendingin udara yang lebih simpel tapi membutuhkan aliran hembusan udara yang cukup lancar.
Oleh karenanya sistem pendingin udara masih banyak ditemukan untuk kendaraan tipe Cruiser/jelajah dan Trail yang kemungkinan terjebak macet cukup kecil.
Hal ini merujuk pada mesin-mesin Harley yang berkapasitas besar tapi tetap menggunakan pendingin udara meskipun ada dukungan dari sistem pendingin oli juga.
Tapi itupun tidak bisa dijadikan patokan karena Kawasaki KLR 650 yang jelas bukan untuk kendaraan komuter dalam kota dan hanya satu silinder 650 CC, sudah mengaplikasikan sistem pendingin air untuk mengatasi panas mesin.
Mungkin Idealnya mesin 250 hingga 500 CC pakai 2 silinder, mesin 500 - 750 CC bisa pakai 3 atau 4 silinder, 1000 CC sebaiknya sudah menerapkan 4 silinder.
Tapi itu hanyalah analisa tanpa dasar karena motor balap tahun 60an yang hanya 50 CC pun telah menerapkan mesin 2 silinder sebagai dapur pacunya.
Lihat juga : Motor 14 speed hanya 50 CC
Motor Harley pun masih setia dengan mesin V twin bahkan hingga 1200 CC yang berarti satu pistonnya berkapasitas 600 CC.
Disamping itu masih ada juga motor lainnya yang berkubikasi besar tapi tetap mengandalkan mesin satu silinder.
Lihat juga : Motor single silinder ber CC besar
Jadi pilihan Single atau Multi tetap tergantung dengan kebutuhan, selera dan kebijakan produsen tentunya. Walaupun Image mesin multi silinder terkadang lebih WOW daripada mesin Single. Semoga bermanfaat.