Beginilah bingungnya pertama kali mencoba membangun blog selfhost tanpa tau apa yang harus dibuat dan harus mulai darimana. Saking bingungnya, sampai tidak tahu harus memberi judul apa pada tulisan kali ini.
Pengetahuan dasar yang dijadikan pedoman adalah, setelah membeli hosting plus domain baru, selanjutnya tinggal menginstal CMS atau platform yang ingin digunakan. “Sudah itu saja.”
Wordpress sebagai platform yang paling umum digunakan untuk blog pun dipilih sebagai mesin penggerak blog agar dapat di akses khalayak ramai. Setelah wordpress berhasil diinstal selanjutnya entah apa lagi yang perlu dilakukan, maka rujukan yang paling bisa diandalkan adalah mesin pencari milik mbah Google.
Dengan bermodalkan kombinasi kata kunci untuk mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi saat mengelola atau melakukan pengaturan di blog wordpress, maka satu demi satu dan secara perlahan blog wordpress pun mulai terbentuk.
Setelah melakukan beberapa pengaturan dan perubahan, pemasangan plugin-plugin wajib hingga Instal dan reinstal CMS dilakukan berulang-ulang hingga hosting yang disewa pun eror entah karena apa. Untungnya tempat sewa Hostingnya mau berbaik hati memperbaikinya setelah ngobrol sekilas via chat.
Tidak tau apa yang harus diketahui hingga mengakibatkan Hosting eror saat mencoba menginstal CMS.
Kenapa harus instal dan reinstal wordpress berulang-ulang. Salah dua penyebabnya adalah karena ketidaktahuan dan kebingungan. Awalnya instal wordpress yang mengakibatkan alamat URL menjadi www.namadomain.com/wp sebagai halaman utama dan sepertinya tampilan URL seperti itu kurang nyaman dan tidak umum dilihat, seharusnya yang tampil seperti www.namadomain.com/ saja tanpa embel-embel /wp.
Setelah tanya kesana kemari tanya mbah google lagi dengan berbagai kombinasi kata kunci akhirnya ditemukan penyebabnya bahwasanya terjadi kesalahan lokasi folder penyimpanan saat proses instalasi wordpress ke hosting, karena lupa (tidak tahu) kalau pilihan In Directory harus dikosongkan.
Padahal disitu sudah dijelaskan “to instal only in http://mydomain/ leave this empty”
Karena tidak menemukan solusi yang bisa mengatasi hal tersebut maka terpaksa instalan wordpress pertama pun gagal dan harus dihapus.
Mungkin ada cara yang tepat untuk memperbaiki lokasi instalasi selain menghapus instalan namun karena keterbatasan kemampuan mengkombinasikan kata kunci untuk di bawa ke mbah google maka jalan pintas (unistal) pun ditempuh. Seharusnya di pindah saja file instalannya ke tempat semestinya tanpa harus instal ulang.
Percobaan kedua, berbekal pengalaman pada percobaan sebelumnya maka kali ini dengan mantap pilihan In Direction di kosongkan dan blog pun dapat diakses dengan tampilan URL yang sesuai harapan tapi masalah baru muncul yaitu kesulitan login ke dashboard wordpress untuk melakukan setingan alias lupa password (Sepertinya banyak username dan password yang harus diingat untuk membuat satu blog self host??). Jadi langsung saja uninstal lagi dan mulai mencatat semua proses dan isian username maupun password yang digunakan.
Begitulah pengalaman saat belajar menggunakan self-Host pertama kali untuk blog baru, meskipun tidak semudah membangun blog berplatform blogspot namun ada kepuasan tersendiri saat Blog yang dibuat bisa "tayang" sesuai harapan meski banyak kekurangan disana-sini.
Semoga bisa dipetik manfaat agar tidak terulang dikemudian hari.Tulisan ini masih belum ada judulnya, mungkin tidak akan ada judulnya atau belum ada judul adalah judulnya (sekarang judulnya menjadi : "Kebingungan saat menggunakan self-host (blog berplatform WP)"). Semoga bermanfaat.
Pengetahuan dasar yang dijadikan pedoman adalah, setelah membeli hosting plus domain baru, selanjutnya tinggal menginstal CMS atau platform yang ingin digunakan. “Sudah itu saja.”
Wordpress sebagai platform yang paling umum digunakan untuk blog pun dipilih sebagai mesin penggerak blog agar dapat di akses khalayak ramai. Setelah wordpress berhasil diinstal selanjutnya entah apa lagi yang perlu dilakukan, maka rujukan yang paling bisa diandalkan adalah mesin pencari milik mbah Google.
Dengan bermodalkan kombinasi kata kunci untuk mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi saat mengelola atau melakukan pengaturan di blog wordpress, maka satu demi satu dan secara perlahan blog wordpress pun mulai terbentuk.
Setelah melakukan beberapa pengaturan dan perubahan, pemasangan plugin-plugin wajib hingga Instal dan reinstal CMS dilakukan berulang-ulang hingga hosting yang disewa pun eror entah karena apa. Untungnya tempat sewa Hostingnya mau berbaik hati memperbaikinya setelah ngobrol sekilas via chat.
Tidak tau apa yang harus diketahui hingga mengakibatkan Hosting eror saat mencoba menginstal CMS.
Kenapa harus instal dan reinstal wordpress berulang-ulang. Salah dua penyebabnya adalah karena ketidaktahuan dan kebingungan. Awalnya instal wordpress yang mengakibatkan alamat URL menjadi www.namadomain.com/wp sebagai halaman utama dan sepertinya tampilan URL seperti itu kurang nyaman dan tidak umum dilihat, seharusnya yang tampil seperti www.namadomain.com/ saja tanpa embel-embel /wp.
Setelah tanya kesana kemari tanya mbah google lagi dengan berbagai kombinasi kata kunci akhirnya ditemukan penyebabnya bahwasanya terjadi kesalahan lokasi folder penyimpanan saat proses instalasi wordpress ke hosting, karena lupa (tidak tahu) kalau pilihan In Directory harus dikosongkan.
Padahal disitu sudah dijelaskan “to instal only in http://mydomain/ leave this empty”
Karena tidak menemukan solusi yang bisa mengatasi hal tersebut maka terpaksa instalan wordpress pertama pun gagal dan harus dihapus.
Mungkin ada cara yang tepat untuk memperbaiki lokasi instalasi selain menghapus instalan namun karena keterbatasan kemampuan mengkombinasikan kata kunci untuk di bawa ke mbah google maka jalan pintas (unistal) pun ditempuh. Seharusnya di pindah saja file instalannya ke tempat semestinya tanpa harus instal ulang.
Percobaan kedua, berbekal pengalaman pada percobaan sebelumnya maka kali ini dengan mantap pilihan In Direction di kosongkan dan blog pun dapat diakses dengan tampilan URL yang sesuai harapan tapi masalah baru muncul yaitu kesulitan login ke dashboard wordpress untuk melakukan setingan alias lupa password (Sepertinya banyak username dan password yang harus diingat untuk membuat satu blog self host??). Jadi langsung saja uninstal lagi dan mulai mencatat semua proses dan isian username maupun password yang digunakan.
Begitulah pengalaman saat belajar menggunakan self-Host pertama kali untuk blog baru, meskipun tidak semudah membangun blog berplatform blogspot namun ada kepuasan tersendiri saat Blog yang dibuat bisa "tayang" sesuai harapan meski banyak kekurangan disana-sini.
Semoga bisa dipetik manfaat agar tidak terulang dikemudian hari.