Kalau suka/pernah nonton Formula E, mungkin anda akan melihat ada yang berbeda pada bannya.
Ban Formula E menggunakan tipe berpola (Treaded Tyre) tidak seperti mobil balap aspal lainnya.
Mobil balap dengan terain aspal mulus pasti lebih cenderung menggunakan ban Slick khususnya saat cuaca cerah dan trek kering contohnya Formula 1, Nascar, British Touring Car Championship, dll.
Tapi ini tidak berlaku untuk mobil Formula E. Mobil balap Formula E hanya menggunakan satu jenis ban saja yaitu type treaded tyres meskipun kondisi aspal kering. Mengapa?
Mobil listrik menuntut efisiensi yang lebih besar, apakah itu di upayakan melalui desain mobil yang mampu meminimalisir hambatan angin atau mengurangi rolling resistance ban.
Ban low-profile 18 inchi di percaya lebih efisien dengan roling resistance rendah dan irit dibanding ban yang umum di gunakan pada balapan mobil single seater lainnya seperti pada Formula 1.
Ban pada Formula E dirangcang dengan teknologi yang dapat diadaptasi pada mobil komersil. Pengemudi mobil dijalan raya tidak perlu mengganti ban saat tiba-tiba turun hujan karena desain ban yang beralur, begitupun pada balap Formula E.
Lagipula, Mengangkut dua tipe ban yang bisa berjumlah ratusan (ban basah dan kering) hanya untuk mengantisipasi kalau-kalau hujan merupakan pemborosan dan tidak sejalan dengan semangat Formula E.
Di dua musim pertamanya, ban Michelin bekerja sempurna tanpa mengalami kegagalan, satu-satunya moment yang memaksa terjadi pergantian ban adalah karena terjadi kerusakan pada pelek roda.
Sementara itu Michelin Motorsport mengembangkan EV2 untuk musim 2016/17 sebagai upaya untuk membuat ban lebih baik lagi berdasarkan data dari dua musim balap sebelumnya.
Hasilnya cukup mengesankan, pengurangan rolling resistance hingga 16 persen. Secara sederhana, angka 16 persen ini berarti mobil Formula E mendapat penghematan yang memungkinkannya melaju lebih jauh 1 putaran dari sebelumnya. (terlepas dari perkembangan lain yang dilakukan pada mobil).
Beberapa tes pun dilakukan terhadap kinerja ban. Ban dapat bekerja dengan baik di kondisi basah pada suhu 5 derajat Celsius tanpa masalah pemanasan dan saat kondisi kering pada suhu 54 derajat Celsius tanpa masalah degradasi.
Selain itu ban yang dikembangkan oleh Michelin ini lebih lebih ringan hingga 1.1Kg per ban dari versi sebelumnya. Penurunan bobot ban akan berpengaruh terhadap performa mobil dan secara non-teknis akan menghemat biaya kargo dan berdampak pada pengurangan emisi CO2.
Bayangkan jika ada 40 mobil yang ambil bagian pada setiap seri balapan, pengurangan berat hingga 1 - 1.5 kg per ban, tentu akan sangat berarti mengurangi beban saat mobilisasi dari satu seri ke seri selanjutnya.
Ban Formula E menggunakan tipe berpola (Treaded Tyre) tidak seperti mobil balap aspal lainnya.
Mobil balap dengan terain aspal mulus pasti lebih cenderung menggunakan ban Slick khususnya saat cuaca cerah dan trek kering contohnya Formula 1, Nascar, British Touring Car Championship, dll.
Tapi ini tidak berlaku untuk mobil Formula E. Mobil balap Formula E hanya menggunakan satu jenis ban saja yaitu type treaded tyres meskipun kondisi aspal kering. Mengapa?
Mobil listrik menuntut efisiensi yang lebih besar, apakah itu di upayakan melalui desain mobil yang mampu meminimalisir hambatan angin atau mengurangi rolling resistance ban.
Ban low-profile 18 inchi di percaya lebih efisien dengan roling resistance rendah dan irit dibanding ban yang umum di gunakan pada balapan mobil single seater lainnya seperti pada Formula 1.
Ban pada Formula E dirangcang dengan teknologi yang dapat diadaptasi pada mobil komersil. Pengemudi mobil dijalan raya tidak perlu mengganti ban saat tiba-tiba turun hujan karena desain ban yang beralur, begitupun pada balap Formula E.
Lagipula, Mengangkut dua tipe ban yang bisa berjumlah ratusan (ban basah dan kering) hanya untuk mengantisipasi kalau-kalau hujan merupakan pemborosan dan tidak sejalan dengan semangat Formula E.
Di dua musim pertamanya, ban Michelin bekerja sempurna tanpa mengalami kegagalan, satu-satunya moment yang memaksa terjadi pergantian ban adalah karena terjadi kerusakan pada pelek roda.
Sementara itu Michelin Motorsport mengembangkan EV2 untuk musim 2016/17 sebagai upaya untuk membuat ban lebih baik lagi berdasarkan data dari dua musim balap sebelumnya.
Hasilnya cukup mengesankan, pengurangan rolling resistance hingga 16 persen. Secara sederhana, angka 16 persen ini berarti mobil Formula E mendapat penghematan yang memungkinkannya melaju lebih jauh 1 putaran dari sebelumnya. (terlepas dari perkembangan lain yang dilakukan pada mobil).
Beberapa tes pun dilakukan terhadap kinerja ban. Ban dapat bekerja dengan baik di kondisi basah pada suhu 5 derajat Celsius tanpa masalah pemanasan dan saat kondisi kering pada suhu 54 derajat Celsius tanpa masalah degradasi.
Selain itu ban yang dikembangkan oleh Michelin ini lebih lebih ringan hingga 1.1Kg per ban dari versi sebelumnya. Penurunan bobot ban akan berpengaruh terhadap performa mobil dan secara non-teknis akan menghemat biaya kargo dan berdampak pada pengurangan emisi CO2.
Bayangkan jika ada 40 mobil yang ambil bagian pada setiap seri balapan, pengurangan berat hingga 1 - 1.5 kg per ban, tentu akan sangat berarti mengurangi beban saat mobilisasi dari satu seri ke seri selanjutnya.
Jadi jika disimpulkan, penggunaan satu jenis ban beralur saja, baik saat kering maupun basah di balapan Formula E bertujuan untuk menghemat biaya riset dan development dan juga biaya transportasi karena tidak harus membawa dua type ban ban basah ataupun kering ke setiap sirkuit.
Dengan begini, mobil Formula E dapat tetap melaju meskipun terjadi perubahan cuaca saat balapan tanpa harus mengganti ban yang sesuai.
Dan juga tidak perlu membawa dan mempersiapkan dua jenis ban (basah/kering) untuk menghadapi perubahan cuaca yang mungkin terjadi di tengah balapan berlangsung.
Dengan begini, mobil Formula E dapat tetap melaju meskipun terjadi perubahan cuaca saat balapan tanpa harus mengganti ban yang sesuai.
Dan juga tidak perlu membawa dan mempersiapkan dua jenis ban (basah/kering) untuk menghadapi perubahan cuaca yang mungkin terjadi di tengah balapan berlangsung.