Motor dengan penggerak roda depan memang cukup jarang ditemui. Konstruksi bagian depan motor yang perlu bergerak fleksibel kekanan kekiri atas dan bawah membuat distribusi power ke roda menjadi rumit dan tidak efisien.
Megola salah satu yang memiliki sistem penggerak roda depan yang cukup unik dan anti mainstream.
Untuk mewujudkan motor berpenggerak roda depan, Megola meletakan sebongkah mesin menggantikan teromol roda depan dengan poros engkol langsung terhubung ke As-roda.
Tidak seperti milik Christini yang juga bisa bergerak dengan roda depan, tepatnya berpenggerak All Wheel Drive yang memiliki mekanisme rumit untuk mengirim tenaga mesin ke roda depan.
Uniknya, jika pada motor umumnya mesin berada pada posisi diam dan hanya poros engkol yang berputar, lain halnya dengan mesin Megola dimana mesinnya yang berputar sedangkan as poros engkol diam.
Motor yang di produksi pada rentang tahun 1921 hingga 1925 ini menggunakan Mesin rotary 640 CC 5 silinder 4-Tak Side-Valve. Mesin yang menyatu dengan roda depan ini mampu menghasilkan speed maksimum hingga 143 Km/h.
Lihat juga : Beragam posisi katup di mesin
Dengan posisinya yang demikian, Megola tidak dilengkapi sistem Transmisi dan juga tanpa perangkat Kopling. Tidak mengherankan karena memang konstruksinya cukup rumit dengan space terbatas dan pertimbangan titik setimbang roda yang harus dipenuhi.
Untuk menghidupkan mesinnya tidak ada opsi starter-kaki apalagi starter-elektrik. Metode yang bisa dilakukan adalah ; roda depan yang harus diputar sendiri secara manual atau dengan bantuan orang lain atau dengan mendorong motor. Dan untuk memudahkan proses starter, ada tuas di stang yang berfungsi mengaktifkan sistem Dekompresi.
Lihat juga : Dekompresi untuk meringankan saat starter
Menghidupkan motor adalah hal yang perlu dipelajari dan di latih sebaik mungkin jika ingin selamat mengendarai motor ini.
Mendorong motor untuk menghidupkan mesin 5 silinder dengan rasio kompresi 6:1 haruslah siap dan sigap, mengingat tidak adanya kopling, jadi begitu mesin hidup pengendara harus segera melompat keatas motor untuk mulai mengendarainya. Jika kurang sigap, bisa-bisa motor mati dan harus mulai didorong lagi.
Menjadi tantangan tersendiri untuk mengendarai motor tanpa kopling dan transmisi. Kalau motor tanpa transmisi mungkin tidak menjadi masalah tapi motor tanpa kopling, bayangkan jika harus berhenti di lampu merah, bayangkan kalau terjebak macet.
Setiap mengerem dan berhenti, mesin pun mati. Pengendara pun harus mulai mendorong untuk menghidupkannya dan berharap mesinnya tidak tiba-tiba ‘ngambek’.
Meskipun kondisi jalanan ditahun 20an tidak seperti sekarang, akan tetapi mengendarai motor ICE (Internal Combustion Engine) Direct-Drive tanpa Kopling tetap memacu adrenalin. Kecuali kalau motor bermesin listrik masih bisalah tanpa kopling tanpa transmisi.
Keunikan lainnya dari motor ini adalah tidak ada nya rem depan, Megola hanya dilengkapi rem belakang yang menggunakan type rem tromol. Rem belakangnya bisa diaktifkan melalui dua mekanisme yaitu lewat tuas di kaki atau tuas rem yang ada di stang.
Konstruksi mesin yang langsung menyatu dengan roda cukup menguntungkan karena dapat meminimalisir kerugian tenaga akibat transfer daya yang kurang optimal seperti yang dialami pada kendaraan pada umumnya.
Akan tetapi konstruksi mesin Megola menciptakan kerumitan tersendiri terkait distribusi bahan bakar ke mesin, sistem pelumas dan sambungan listrik untuk mengaktifkan busi.
Untungnya konstruksi mesin motor berpenggerak roda depan milik Megola ini tidak terlalu bermasalah terkait sistem pendingin, pendingin udara sudah lebih dari cukup untuk melepas panas yang dihasilkan oleh mesin.
Dan lagi jika diamati, mesin Megola sepertinya cukup rumit untuk melakukan perbaikan seperti membersihkan ruang bakar atau mengganti piston. Tapi ternyata meski agak repot, ada cukup ruang untuk melakukan tune-up ringan tanpa harus melepas ruji-ruji roda.
Motor Megola dengan sistem penggerak roda depan ini memang cukup antik, bila saja pembuatnya menambahkan seperangkat kopling saja dimesinnya maka motor ini bisa lebih nyaman dikendarai.
Konon terdapat sekitar 2000 unit Megola yang di produksi dan diperkirakan hanya 10 unit yang mampu bertahan hingga kini, satu unit tersimpan sebagai koleksi Guggenheim Museum 'Art of the Motorcycle' exhibition di New York City.
Megola salah satu yang memiliki sistem penggerak roda depan yang cukup unik dan anti mainstream.
Untuk mewujudkan motor berpenggerak roda depan, Megola meletakan sebongkah mesin menggantikan teromol roda depan dengan poros engkol langsung terhubung ke As-roda.
Tidak seperti milik Christini yang juga bisa bergerak dengan roda depan, tepatnya berpenggerak All Wheel Drive yang memiliki mekanisme rumit untuk mengirim tenaga mesin ke roda depan.
Uniknya, jika pada motor umumnya mesin berada pada posisi diam dan hanya poros engkol yang berputar, lain halnya dengan mesin Megola dimana mesinnya yang berputar sedangkan as poros engkol diam.
Motor yang di produksi pada rentang tahun 1921 hingga 1925 ini menggunakan Mesin rotary 640 CC 5 silinder 4-Tak Side-Valve. Mesin yang menyatu dengan roda depan ini mampu menghasilkan speed maksimum hingga 143 Km/h.
Lihat juga : Beragam posisi katup di mesin
Dengan posisinya yang demikian, Megola tidak dilengkapi sistem Transmisi dan juga tanpa perangkat Kopling. Tidak mengherankan karena memang konstruksinya cukup rumit dengan space terbatas dan pertimbangan titik setimbang roda yang harus dipenuhi.
Untuk menghidupkan mesinnya tidak ada opsi starter-kaki apalagi starter-elektrik. Metode yang bisa dilakukan adalah ; roda depan yang harus diputar sendiri secara manual atau dengan bantuan orang lain atau dengan mendorong motor. Dan untuk memudahkan proses starter, ada tuas di stang yang berfungsi mengaktifkan sistem Dekompresi.
Lihat juga : Dekompresi untuk meringankan saat starter
Menghidupkan motor adalah hal yang perlu dipelajari dan di latih sebaik mungkin jika ingin selamat mengendarai motor ini.
Mendorong motor untuk menghidupkan mesin 5 silinder dengan rasio kompresi 6:1 haruslah siap dan sigap, mengingat tidak adanya kopling, jadi begitu mesin hidup pengendara harus segera melompat keatas motor untuk mulai mengendarainya. Jika kurang sigap, bisa-bisa motor mati dan harus mulai didorong lagi.
Menjadi tantangan tersendiri untuk mengendarai motor tanpa kopling dan transmisi. Kalau motor tanpa transmisi mungkin tidak menjadi masalah tapi motor tanpa kopling, bayangkan jika harus berhenti di lampu merah, bayangkan kalau terjebak macet.
Setiap mengerem dan berhenti, mesin pun mati. Pengendara pun harus mulai mendorong untuk menghidupkannya dan berharap mesinnya tidak tiba-tiba ‘ngambek’.
Meskipun kondisi jalanan ditahun 20an tidak seperti sekarang, akan tetapi mengendarai motor ICE (Internal Combustion Engine) Direct-Drive tanpa Kopling tetap memacu adrenalin. Kecuali kalau motor bermesin listrik masih bisalah tanpa kopling tanpa transmisi.
Keunikan lainnya dari motor ini adalah tidak ada nya rem depan, Megola hanya dilengkapi rem belakang yang menggunakan type rem tromol. Rem belakangnya bisa diaktifkan melalui dua mekanisme yaitu lewat tuas di kaki atau tuas rem yang ada di stang.
Konstruksi mesin yang langsung menyatu dengan roda cukup menguntungkan karena dapat meminimalisir kerugian tenaga akibat transfer daya yang kurang optimal seperti yang dialami pada kendaraan pada umumnya.
Akan tetapi konstruksi mesin Megola menciptakan kerumitan tersendiri terkait distribusi bahan bakar ke mesin, sistem pelumas dan sambungan listrik untuk mengaktifkan busi.
Untungnya konstruksi mesin motor berpenggerak roda depan milik Megola ini tidak terlalu bermasalah terkait sistem pendingin, pendingin udara sudah lebih dari cukup untuk melepas panas yang dihasilkan oleh mesin.
Dan lagi jika diamati, mesin Megola sepertinya cukup rumit untuk melakukan perbaikan seperti membersihkan ruang bakar atau mengganti piston. Tapi ternyata meski agak repot, ada cukup ruang untuk melakukan tune-up ringan tanpa harus melepas ruji-ruji roda.
Motor Megola dengan sistem penggerak roda depan ini memang cukup antik, bila saja pembuatnya menambahkan seperangkat kopling saja dimesinnya maka motor ini bisa lebih nyaman dikendarai.
Konon terdapat sekitar 2000 unit Megola yang di produksi dan diperkirakan hanya 10 unit yang mampu bertahan hingga kini, satu unit tersimpan sebagai koleksi Guggenheim Museum 'Art of the Motorcycle' exhibition di New York City.