Kapasitas mesin menjadi salah satu parameter untuk dapat memperkirakan performa dari kendaraan pengguna mesin tersebut.
Mesin berkapasitas ribuan CC dapat mengundang decak kagum bagi penikmat dan penggila kecepatan.
Secara logika semakin besar mesin yang digunakan maka akan semakin besar tenaga yang dihasilkan dan pada akhirnya akan menghasilkan kendaraan yang memiliki kemampuan melaju dengan kecepatan tinggi.
Anggapan ini tidak selamanya benar, karena pada jaman dahulu kala ada sebuah sepeda motor yang hanya di bekali mesin 50 CC tapi dapat berlari hingga kecepatan 176 km/h.
Angka 176 km/h mungkin tidak spesial karena banyak motor-motor komersil yang dapat meraihnya saat ini.
Tapi angka 50 CC yang membuat sedikit mengernyitkan dahi lebih dalam dan semakin dalam ketika melihat jumlah transmisinya yang berisi 14 kecepatan.
Bisa dibayangkan mesin 50 CC bisa tembus 176 Kpj, 14 PERCEPATAN, motor macam apa gerangan?
Salah satu motor yang ikut serta dalam ajang balap WorldGP dari tim Suzuki yang diberi nama Suzuki RK67.
WorldGP sendiri merupakan ajang balap motor paling bergengsi yang sekarang dikenal dengan nama MotoGP.
Suzuki RK67 berhasil meraih gelar juara dunia di WorldGP kelas 50 CC di tahun 1966 dan 1967.
Sayang, ditahun 1968 Suzuki RK67 harus kalah dengan Regulasi baru yang melarang penggunaan transmisi lebih dari 6 speed dan hanya satu silinder yang di perbolehkan.
Oleh karenanya Suzuki resmi mengundurkan diri di ajang WorldGP kelas 50 CC pada tahun 1968.
Suzuki RK67 menggunakan mesin liquid cooled tipe 2-Tak, 2 silinder segaris berkapasitas 50 CC dengan transmisi 14 percepatan.
Mesin 2-Tak, dua silinder 50 CC yang berarti tiap silinder hanya berkapasitas 25 CC, seperempat dari kapasitas mesin RC100, sepertujuh dari minuman gelas yang berkapasitas 180 ml.
Tapi mesin kecil ini mampu menghasilkan tenaga sebesar 17,5 HP dengan putaran maksimal yang dapat diraih adalah 17.500 RPM.
Cukup powerfull jika dibandingkan dengan Ninja 150 yang hanya mampu berputar hingga 11.000 RPM saja.
Lebih powerfull lagi dengan penggunaan transmisi manual 14 percepatan, gak kebayang sibuknya pembalap melakukan oper gigi sampai 14 kali. Mungkin perlu support tambahan di engkel untuk cukit-cukit tuas agar terhindar dari cidera.
Semakin banyak jumlah gear berarti rasio gear semakin rapat yang dapat menghasilkan perpindahan gigi menjadi semakin halus sehingga dapat mencegah putaran mesin drop saat dilakukan perpindahan gigi.
Dengan jumlah gear yang banyak memungkinkan juga dilakukan perpindahan gigi tanpa menarik tuas kopling, jadi bisa bekerja layaknya teknologi seamless gearbox di MotoGP saat ini.
Semoga saja ada indikator numerous didashboard untuk menginformasikan kepada pembalap terkait posisi gear terkini. Punya motor 4 speed saja kadang suka lupa posisi gear terkini.
Mesin berkapasitas ribuan CC dapat mengundang decak kagum bagi penikmat dan penggila kecepatan.
Secara logika semakin besar mesin yang digunakan maka akan semakin besar tenaga yang dihasilkan dan pada akhirnya akan menghasilkan kendaraan yang memiliki kemampuan melaju dengan kecepatan tinggi.
Anggapan ini tidak selamanya benar, karena pada jaman dahulu kala ada sebuah sepeda motor yang hanya di bekali mesin 50 CC tapi dapat berlari hingga kecepatan 176 km/h.
Angka 176 km/h mungkin tidak spesial karena banyak motor-motor komersil yang dapat meraihnya saat ini.
Tapi angka 50 CC yang membuat sedikit mengernyitkan dahi lebih dalam dan semakin dalam ketika melihat jumlah transmisinya yang berisi 14 kecepatan.
Bisa dibayangkan mesin 50 CC bisa tembus 176 Kpj, 14 PERCEPATAN, motor macam apa gerangan?
Salah satu motor yang ikut serta dalam ajang balap WorldGP dari tim Suzuki yang diberi nama Suzuki RK67.
WorldGP sendiri merupakan ajang balap motor paling bergengsi yang sekarang dikenal dengan nama MotoGP.
Suzuki RK67 berhasil meraih gelar juara dunia di WorldGP kelas 50 CC di tahun 1966 dan 1967.
Sayang, ditahun 1968 Suzuki RK67 harus kalah dengan Regulasi baru yang melarang penggunaan transmisi lebih dari 6 speed dan hanya satu silinder yang di perbolehkan.
Oleh karenanya Suzuki resmi mengundurkan diri di ajang WorldGP kelas 50 CC pada tahun 1968.
Suzuki RK67 menggunakan mesin liquid cooled tipe 2-Tak, 2 silinder segaris berkapasitas 50 CC dengan transmisi 14 percepatan.
Mesin 2-Tak, dua silinder 50 CC yang berarti tiap silinder hanya berkapasitas 25 CC, seperempat dari kapasitas mesin RC100, sepertujuh dari minuman gelas yang berkapasitas 180 ml.
Tapi mesin kecil ini mampu menghasilkan tenaga sebesar 17,5 HP dengan putaran maksimal yang dapat diraih adalah 17.500 RPM.
Cukup powerfull jika dibandingkan dengan Ninja 150 yang hanya mampu berputar hingga 11.000 RPM saja.
Lebih powerfull lagi dengan penggunaan transmisi manual 14 percepatan, gak kebayang sibuknya pembalap melakukan oper gigi sampai 14 kali. Mungkin perlu support tambahan di engkel untuk cukit-cukit tuas agar terhindar dari cidera.
Semakin banyak jumlah gear berarti rasio gear semakin rapat yang dapat menghasilkan perpindahan gigi menjadi semakin halus sehingga dapat mencegah putaran mesin drop saat dilakukan perpindahan gigi.
Dengan jumlah gear yang banyak memungkinkan juga dilakukan perpindahan gigi tanpa menarik tuas kopling, jadi bisa bekerja layaknya teknologi seamless gearbox di MotoGP saat ini.
Semoga saja ada indikator numerous didashboard untuk menginformasikan kepada pembalap terkait posisi gear terkini. Punya motor 4 speed saja kadang suka lupa posisi gear terkini.