Mobil-mobil masa kini memiliki desain dengan lekuk membulat dan desain streamline. Desain ini selain memberi kesan sporty juga menunjang kemampuan mobil dalam hal kecepatan.
Saat sebuah mobil melaju pada kecepatan tinggi, akan ada gaya-gaya yang bisa mempengaruhi Aerodinamika mobil yang pada gilirannya akan mempengaruhi performa mobil secara keseluruhan.
Gaya-gaya ini bisa menjadi penghalang dan meningkatkan power loss jika tidak di olah dengan baik.
Pada kecepatan tinggi, angin yang sepoi-sepoi saja bisa menjadi pengacau, semakin cepat mobil melaju maka semakin kencang juga angin yang menerpanya. Semakin besar pula tahanan angin yang dihadapi.
Mobil dengan desain aerodinamis dapat meningkatkan efisiensi tenaga, mengurangi power loss dan membuat irit bahan bakar.
Pada saat melaju, Mobil akan menerima bermacam gaya yang dipengaruhi oleh angin dan bentuk aerodinamika mobil.
Gaya Down Force
Adalah gaya tekan kebawah yang dipengaruhi oleh berat mobil, desain bodi mobil, beban penumpang/barang, dan bentuk spoiler.
Pada kecepatan tinggi, Bentuk Spoiler yang tepat bisa meningkatkan tekanan mobil terhadap jalan. Di satu sisi, ini meningkatkan grip ban terhadap aspal sehingga tidak mudah selip tapi disisi lain ini bisa menjadi penghalang laju kendaraan.
Oleh karenanya di mobil sport menerapkan spoiler aktif yang bisa menyesuaikan sudut kemiringannya berdasarkan kecepatan mobil. Di Formula 1 teknologi ini terlarang.
Down Force yang tinggi sangat menguntungkan saat mobil melaju di tikungan tapi saat di trek lurus sudut kemiringannya harus lebih kecil agar hambatannya juga kecil.
Gaya Lift
Adalah gaya angkat yang terjadi akibat kecepatan, desain streamline dan jarak ground clearance.
Kecepatan angin di bagian bawah mobil cenderung lebih besar dibanding pada bagian atas mobil.
Pada kendaraan umum, efek ini tidak terlalu terasa, mungkin anda akan sering melihatnya saat menonton balapan F1 atau Nascar.
Ketika terjadi insiden, mobil dengan mudah melayang terbang ketika bagian depan mobil terangkat sedikit saja akibiat serpihan kendaraan atau pemicu lain pada kecepatan tinggi.
Ground clearance yang rendah bisa mengeliminir gaya angkat pada mobil, itulah sebabnya, mayoritas mobil balap trek aspal memiliki ground clearance yang rendah.
Gaya Hambat
Gaya ini lebih populer dengan istilah Drag Force. Gaya hambat bisa di pengaruhi oleh berbagai hal termasuk desain mobil, aksesoris mobil seperti spion, antena, pegangan pintu bisa memberi hambatan terhadap pergerakan angin.
Gaya Turbulen juga termasuk kedalam point yang menghambat laju mobil. Turbelen/vortex adalah gaya yang terjadi akibat adanya pusaran angin yang terbentuk di bagian belakang bodi mobil.
Gaya ini bisa sangat merugikan bagi mobil dan dapat mempengaruhi efisiensi penggunaan bahan bakar dan juga kecepatan maksimum yang bisa diraih.
Hambatan aliran dalam juga masuk kedalam kategori ini, hambatan angin yang melewati ruang mesin yang pada mobil produk masal, point ini kurang menjadi perhatian serius.
Angin yang menghembus ke radiator akan bergerak random di ruang mesin hingga akhirnya menemukan jalan keluarnya lewat kolong mobil.
Serta kaca mobil yang terbuka saat melaju, juga berkontribusi terhadap gaya hambat mobil.
Gaya Samping
Akan terjadi jika arah angin tidak sejajar dengan arah gerak mobil. Biasanya saat terjadi hembusan angin dari samping ketika melewati jalan di pesisir pantai atau ketika mobil berbelok pada tikungan yang melengkung panjang. Gaya Samping ini bisa mengganggu stabilitas mobil.
Secara teknis udara yang bergerak di sebut angin. Kecepatan angin ini bisa di pengaruhi oleh kecepatan kendaraan, semakin cepat kendaraan melaju maka semakin besar tahanan angin yang menerpanya.
Hambatan angin ini biasa dihitung dengan satuan COD (Coefficient of Drag). Setiap mobil memilki nilai COD yang berbeda yang di pengaruhi oleh desain dan ukurannya.
Contohnya sedan yang umumnya berukuran kecil, memiliki angjka CoD sebesar 0.3 sedangkan Bus berada diangka 0.5 sedangkan Truk memiliki angka CoD yang lumayan besar yaitu 0.9 karena memang menyoritas bentuk bodinya paling tidak Aerodinamis.
Saat sebuah mobil melaju pada kecepatan tinggi, akan ada gaya-gaya yang bisa mempengaruhi Aerodinamika mobil yang pada gilirannya akan mempengaruhi performa mobil secara keseluruhan.
Gaya-gaya ini bisa menjadi penghalang dan meningkatkan power loss jika tidak di olah dengan baik.
Pada kecepatan tinggi, angin yang sepoi-sepoi saja bisa menjadi pengacau, semakin cepat mobil melaju maka semakin kencang juga angin yang menerpanya. Semakin besar pula tahanan angin yang dihadapi.
Mobil dengan desain aerodinamis dapat meningkatkan efisiensi tenaga, mengurangi power loss dan membuat irit bahan bakar.
Pada saat melaju, Mobil akan menerima bermacam gaya yang dipengaruhi oleh angin dan bentuk aerodinamika mobil.
Gaya Down Force
Adalah gaya tekan kebawah yang dipengaruhi oleh berat mobil, desain bodi mobil, beban penumpang/barang, dan bentuk spoiler.
Pada kecepatan tinggi, Bentuk Spoiler yang tepat bisa meningkatkan tekanan mobil terhadap jalan. Di satu sisi, ini meningkatkan grip ban terhadap aspal sehingga tidak mudah selip tapi disisi lain ini bisa menjadi penghalang laju kendaraan.
Oleh karenanya di mobil sport menerapkan spoiler aktif yang bisa menyesuaikan sudut kemiringannya berdasarkan kecepatan mobil. Di Formula 1 teknologi ini terlarang.
Down Force yang tinggi sangat menguntungkan saat mobil melaju di tikungan tapi saat di trek lurus sudut kemiringannya harus lebih kecil agar hambatannya juga kecil.
Gaya Lift
Adalah gaya angkat yang terjadi akibat kecepatan, desain streamline dan jarak ground clearance.
Kecepatan angin di bagian bawah mobil cenderung lebih besar dibanding pada bagian atas mobil.
Pada kendaraan umum, efek ini tidak terlalu terasa, mungkin anda akan sering melihatnya saat menonton balapan F1 atau Nascar.
Ketika terjadi insiden, mobil dengan mudah melayang terbang ketika bagian depan mobil terangkat sedikit saja akibiat serpihan kendaraan atau pemicu lain pada kecepatan tinggi.
Ground clearance yang rendah bisa mengeliminir gaya angkat pada mobil, itulah sebabnya, mayoritas mobil balap trek aspal memiliki ground clearance yang rendah.
Gaya Hambat
Gaya ini lebih populer dengan istilah Drag Force. Gaya hambat bisa di pengaruhi oleh berbagai hal termasuk desain mobil, aksesoris mobil seperti spion, antena, pegangan pintu bisa memberi hambatan terhadap pergerakan angin.
Gaya Turbulen juga termasuk kedalam point yang menghambat laju mobil. Turbelen/vortex adalah gaya yang terjadi akibat adanya pusaran angin yang terbentuk di bagian belakang bodi mobil.
Gaya ini bisa sangat merugikan bagi mobil dan dapat mempengaruhi efisiensi penggunaan bahan bakar dan juga kecepatan maksimum yang bisa diraih.
Hambatan aliran dalam juga masuk kedalam kategori ini, hambatan angin yang melewati ruang mesin yang pada mobil produk masal, point ini kurang menjadi perhatian serius.
Angin yang menghembus ke radiator akan bergerak random di ruang mesin hingga akhirnya menemukan jalan keluarnya lewat kolong mobil.
Serta kaca mobil yang terbuka saat melaju, juga berkontribusi terhadap gaya hambat mobil.
Gaya Samping
Akan terjadi jika arah angin tidak sejajar dengan arah gerak mobil. Biasanya saat terjadi hembusan angin dari samping ketika melewati jalan di pesisir pantai atau ketika mobil berbelok pada tikungan yang melengkung panjang. Gaya Samping ini bisa mengganggu stabilitas mobil.
Secara teknis udara yang bergerak di sebut angin. Kecepatan angin ini bisa di pengaruhi oleh kecepatan kendaraan, semakin cepat kendaraan melaju maka semakin besar tahanan angin yang menerpanya.
Hambatan angin ini biasa dihitung dengan satuan COD (Coefficient of Drag). Setiap mobil memilki nilai COD yang berbeda yang di pengaruhi oleh desain dan ukurannya.
Contohnya sedan yang umumnya berukuran kecil, memiliki angjka CoD sebesar 0.3 sedangkan Bus berada diangka 0.5 sedangkan Truk memiliki angka CoD yang lumayan besar yaitu 0.9 karena memang menyoritas bentuk bodinya paling tidak Aerodinamis.