Perangkat rem umunya terpasang pada roda yang bekerja langsung menahan putaran roda hingga membuat sebuah kendaraan melambat atau berhenti.
Exhaust Brake berbeda karena rem yang satu ini tidak secara lengsung menahan putaran roda tapi bisa berfungsi untuk mengurangi laju kendaraan.
Exhaust Brake bekerja dengan mengurangi kecepatan putaran mesin dengan menutup saluran pembuangan, hal ini mengakibatkan gas buang akan terkompresi di exhaust manifold dan ruang silinder.
Secara konstruksi, rem gas buang cukup sederhana, hanya terdapat sebuah katup kupu-kupu yang umumnya digerakan oleh tabung selenoid bertenaga listrik ataupun udara tekan.
Saat rem knalpot di terapkan maka katup kupu-kupu yang terpasang di Exhaust Manifold akan menutup saluran buang sehingga gas sisa pembakaran tidak bisa mengalir keluar.
Karena gas buang termampatkan di saluran buang dan tidak bisa keluar maka putaran mesin akan terhambat karena piston mendapatkan tekanan balik saat berusaha mendorong gas sisa pembakaran keluar dari ruang silinder.
Jadi prinsipnya Exhaust Brake menciptakan Back-pressure di saluran pembuangan melalui penambahan katup di saluran pembendung gas buang.
Akhirnya mobil kehilangan daya dorongnya dan lajunya pun berkurang. Ini seperti Engine Brake hanya saja dengan metode yang berbeda.
Dilihat dari prinsip kerjanya bisa dipahami bahwa rem ini hanya di khususkan untuk mengurangi laju kendaraan dan bukan untuk menghentikannya.
Dalam penerapannya, Rem Knalpot ini memiliki beberapa metode untuk pengoperasiannya.
Ada yang di operasikan secara manual lewat tuas di area stir yang bisa di kendalikan oleh supir sesuai kebutuhan.
Ada juga yang bekerja otomatis mengikuti pedal gas yang ketika pedal gas di lepas maka rem knalpot akan aktif.
Ada lagi yang bekerja otomatis sesuai pengereman yang dilakukan, jadi saat pedal rem di tekan maka rem knalpot juga bekerja.
Fitur ini biasanya bisa mulai bekerja dengan mengaktifkannya terlebih dahulu melalui tombol yang ada di dashboard.
Sekali rem ini aktif maka ia akan bekerja sesuai setingan yang telah diterapkan.
Keberadaan rem knalpot ini dapat membantu menghemat penggunaan Kampas Rem, tapi memang penggunaannya tidak bisa setiap saat dan setiap waktu.
Oleh karena ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar rem knalpot ini aktif dan bekerja sebagaimana mestinya seperti; statusnya sudah diaktifkan, posisi gear tidak netral, pedal kopling dilepas, pedal gas dilepas, Cruise Control Disable dan untuk kendaraan yang kecepatannya di bawah 15km/jam maka exhaust brake tidak berfungsi.
Rem ini akan menghasilkan suara bising saat beroperasi, dan jika digunakan berlebihan tanpa perawatan yang tepat pada mesin, akan membuat kerusakan seperti oli mesin yang mudah kotor karena terkontaminasi partikel karbon dari gas buang.
Seperti diketahui, gas buang memiliki tekanan yang cukup tinggi dan berusaha mencari jalan keluar kesegala arah, ketika saluran keluarnya tertutup maka ia akan menekan kesegala arah termasuk lewat celah piston dan dinding silinder dan jika piston, ring piston dan dinding silinder tidak dalam kondisi prima maka gas buang bisa menyusup masuk ke ruang engkol.
Untuk mengantisipasi tekanan yang terlalu besar pada ruang knalpot (Overpressure), beberapa katup exhaust brake seperti buatan PacBrake di pasang katup tambahan yang akan membuka jika tekanan di knalpot melebihi batas yang di tentukan. 60 Psi bisa jadi angka maximum, tapi ini juga tentu berbeda untuk setiap pabrikan.
Kadang orang salah mengira dan membedakan antara Rem Angin dengan Rem Knalpot, karena sama-sama mengeluarkan suara mendesis yang di akhiri suara menghentak agak keras. Tapi keduanya jelas beda meskipun sama-sama mengandalkan angin bertekanan.
Rem knalpot seperti yang sudah kita bahas, menggunakan tekanan gas buang yang menghasilkan suara sedikit lebih padat, sedangkan rem angin mengandalkan udara yang dimampatkan kedalam reservoir dengan suara yang mendesis tipis dengan pitch yang agak tinggi.
Itulah sedikit penjelasan tentang Rem Knalpot atau juga di sebut dengan Exhaust Brake. Semoga Bermanfaat.
Exhaust Brake berbeda karena rem yang satu ini tidak secara lengsung menahan putaran roda tapi bisa berfungsi untuk mengurangi laju kendaraan.
Exhaust Brake bekerja dengan mengurangi kecepatan putaran mesin dengan menutup saluran pembuangan, hal ini mengakibatkan gas buang akan terkompresi di exhaust manifold dan ruang silinder.
Secara konstruksi, rem gas buang cukup sederhana, hanya terdapat sebuah katup kupu-kupu yang umumnya digerakan oleh tabung selenoid bertenaga listrik ataupun udara tekan.
Saat rem knalpot di terapkan maka katup kupu-kupu yang terpasang di Exhaust Manifold akan menutup saluran buang sehingga gas sisa pembakaran tidak bisa mengalir keluar.
Karena gas buang termampatkan di saluran buang dan tidak bisa keluar maka putaran mesin akan terhambat karena piston mendapatkan tekanan balik saat berusaha mendorong gas sisa pembakaran keluar dari ruang silinder.
Jadi prinsipnya Exhaust Brake menciptakan Back-pressure di saluran pembuangan melalui penambahan katup di saluran pembendung gas buang.
Akhirnya mobil kehilangan daya dorongnya dan lajunya pun berkurang. Ini seperti Engine Brake hanya saja dengan metode yang berbeda.
Dilihat dari prinsip kerjanya bisa dipahami bahwa rem ini hanya di khususkan untuk mengurangi laju kendaraan dan bukan untuk menghentikannya.
Dalam penerapannya, Rem Knalpot ini memiliki beberapa metode untuk pengoperasiannya.
Ada yang di operasikan secara manual lewat tuas di area stir yang bisa di kendalikan oleh supir sesuai kebutuhan.
Ada juga yang bekerja otomatis mengikuti pedal gas yang ketika pedal gas di lepas maka rem knalpot akan aktif.
Ada lagi yang bekerja otomatis sesuai pengereman yang dilakukan, jadi saat pedal rem di tekan maka rem knalpot juga bekerja.
Fitur ini biasanya bisa mulai bekerja dengan mengaktifkannya terlebih dahulu melalui tombol yang ada di dashboard.
Sekali rem ini aktif maka ia akan bekerja sesuai setingan yang telah diterapkan.
Keberadaan rem knalpot ini dapat membantu menghemat penggunaan Kampas Rem, tapi memang penggunaannya tidak bisa setiap saat dan setiap waktu.
Oleh karena ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar rem knalpot ini aktif dan bekerja sebagaimana mestinya seperti; statusnya sudah diaktifkan, posisi gear tidak netral, pedal kopling dilepas, pedal gas dilepas, Cruise Control Disable dan untuk kendaraan yang kecepatannya di bawah 15km/jam maka exhaust brake tidak berfungsi.
Rem ini akan menghasilkan suara bising saat beroperasi, dan jika digunakan berlebihan tanpa perawatan yang tepat pada mesin, akan membuat kerusakan seperti oli mesin yang mudah kotor karena terkontaminasi partikel karbon dari gas buang.
Seperti diketahui, gas buang memiliki tekanan yang cukup tinggi dan berusaha mencari jalan keluar kesegala arah, ketika saluran keluarnya tertutup maka ia akan menekan kesegala arah termasuk lewat celah piston dan dinding silinder dan jika piston, ring piston dan dinding silinder tidak dalam kondisi prima maka gas buang bisa menyusup masuk ke ruang engkol.
Untuk mengantisipasi tekanan yang terlalu besar pada ruang knalpot (Overpressure), beberapa katup exhaust brake seperti buatan PacBrake di pasang katup tambahan yang akan membuka jika tekanan di knalpot melebihi batas yang di tentukan. 60 Psi bisa jadi angka maximum, tapi ini juga tentu berbeda untuk setiap pabrikan.
Kadang orang salah mengira dan membedakan antara Rem Angin dengan Rem Knalpot, karena sama-sama mengeluarkan suara mendesis yang di akhiri suara menghentak agak keras. Tapi keduanya jelas beda meskipun sama-sama mengandalkan angin bertekanan.
Rem knalpot seperti yang sudah kita bahas, menggunakan tekanan gas buang yang menghasilkan suara sedikit lebih padat, sedangkan rem angin mengandalkan udara yang dimampatkan kedalam reservoir dengan suara yang mendesis tipis dengan pitch yang agak tinggi.
Itulah sedikit penjelasan tentang Rem Knalpot atau juga di sebut dengan Exhaust Brake. Semoga Bermanfaat.