Kalau di perhatikan, motor listrik tidak menghasilkan api hasil pembakaran selama proses kerjanya. Sehingga kalau di pikir-pikir sebenarnya mobil listrik tidak perlu pendingin seperti mobil bermesin konvensional.
Namun pada kenyataannya, panas tidak saja datang dari hasil pembakaran, melainkan juga dari gesekan antar komponen. As dan bantalan motor listrik akan menghasilkan panas yang cukup tinggi akibat gesekan yang terjadi terus menerus selama motor listrik berputar.
Sistem pendingin di mobil listrik lebih kompleks dibanding pada mesin konvensional. Tidak hanya harus mendinginkan motor listriknya, melainkan juga perlu menjaga suhu baterai agar tetap ideal.
Pendinginan baterai harus menggunakan sistem yang benar-benar aman dari kemungkinan korlet. Kita tahu bahwasanya air bisa menjadi konduktor yang baik. Jadi sistem pendingin baterai khusunya yang menggunakan cairan sebagai media pendinginnya, harus benar-benar bisa tahan terhadap kemungkinan kebocoran.
Baterai yang panas akan mengurangi daya yang tersimpan didalamnya dan akhirnya akan membuat daya baterai cepat habis.
Oleh karena itu pada mobil balap Formula E, pendinginan tidak hanya di lakukan pada motor listriknya saja melainkan juga pada baterainya.
Bahkan setiap tim Formula E sudah mulai "berlomba" sejak sebelum balapan dimulai. Mereka harus berlomba untuk menjaga suhu baterai tetap ideal sehingga tetap maksimal saat bendera start di kibarkan.
Belum lagi motor listriknya yang mampu berputar hingga 19.000 rpm, tentu saja membutuhkan pendinginan yang sama pentingnya dengan mesin konvensional.
Pendinginan di mobil listrik sama pentingnya dengan mobil bermesin konvensional yang bertujuan untuk menjaga suhu kerja ideal bagi mesin/motor.
Mobil sekelas Formula-E menggunakan sistem pendinginan cairan, menggunakan radiator dan cairan pendingin dalam loop tertutup. Sama seperti yang digunakan pada mesin konvensional.
Motor listrik akan di selimuti water jacket yang menjadi saluran untuk fluida pendingin dan menyerap panas yang dihasilkan oleh mesin.
Saat fluida melewati motor listrik maka ia akan menyerap panasyang dihasilkan oleh komponen mesin. Fluida panas ini akan mengalir ke radiator dan didinginkanoleh udara yang dipaksa melintasi elemen radiator.
Setelah didinginkan, selanjutnya cairan fluida akan mengalir kembali ke motor listrik untuk kembali menyerap panas dari mesin/motor listrik.
Di Formula-E, pendinginan tidak hanya berfokus pada motor sebagai sumber tenaganya saja, melainkan juga pada baterai yang menjadi sumber energinya.
Suhu baterai sangat di perhatikan di Formula-E, jangan sampai suhu terlalu tinggi, karena dapat mempengaruhi daya baterai yang akan cepat terkuras sebelum balapan usai.
Untuk motor listrik beukuran kecil, sistem pendinginan udara masih banyak di gunakan. Karena sejatinya panas yang dihasilkan motor listrik tidak sebesar mesin konvensional, kecuali motor listrik untuk keperluan balap seperti Formula E atau Moto E.
Jadi, mobil listrik maupun motor listrik juga membutuhkan sistem pendingin baik itu pendingin udara ataupun pendingin air untuk mempertahankan suhu kerja idealnya.
Namun pada kenyataannya, panas tidak saja datang dari hasil pembakaran, melainkan juga dari gesekan antar komponen. As dan bantalan motor listrik akan menghasilkan panas yang cukup tinggi akibat gesekan yang terjadi terus menerus selama motor listrik berputar.
Sistem pendingin di mobil listrik lebih kompleks dibanding pada mesin konvensional. Tidak hanya harus mendinginkan motor listriknya, melainkan juga perlu menjaga suhu baterai agar tetap ideal.
Pendinginan baterai harus menggunakan sistem yang benar-benar aman dari kemungkinan korlet. Kita tahu bahwasanya air bisa menjadi konduktor yang baik. Jadi sistem pendingin baterai khusunya yang menggunakan cairan sebagai media pendinginnya, harus benar-benar bisa tahan terhadap kemungkinan kebocoran.
Baterai yang panas akan mengurangi daya yang tersimpan didalamnya dan akhirnya akan membuat daya baterai cepat habis.
Oleh karena itu pada mobil balap Formula E, pendinginan tidak hanya di lakukan pada motor listriknya saja melainkan juga pada baterainya.
Bahkan setiap tim Formula E sudah mulai "berlomba" sejak sebelum balapan dimulai. Mereka harus berlomba untuk menjaga suhu baterai tetap ideal sehingga tetap maksimal saat bendera start di kibarkan.
Belum lagi motor listriknya yang mampu berputar hingga 19.000 rpm, tentu saja membutuhkan pendinginan yang sama pentingnya dengan mesin konvensional.
Pendinginan di mobil listrik sama pentingnya dengan mobil bermesin konvensional yang bertujuan untuk menjaga suhu kerja ideal bagi mesin/motor.
Mobil sekelas Formula-E menggunakan sistem pendinginan cairan, menggunakan radiator dan cairan pendingin dalam loop tertutup. Sama seperti yang digunakan pada mesin konvensional.
Motor listrik akan di selimuti water jacket yang menjadi saluran untuk fluida pendingin dan menyerap panas yang dihasilkan oleh mesin.
Saat fluida melewati motor listrik maka ia akan menyerap panasyang dihasilkan oleh komponen mesin. Fluida panas ini akan mengalir ke radiator dan didinginkanoleh udara yang dipaksa melintasi elemen radiator.
Setelah didinginkan, selanjutnya cairan fluida akan mengalir kembali ke motor listrik untuk kembali menyerap panas dari mesin/motor listrik.
Di Formula-E, pendinginan tidak hanya berfokus pada motor sebagai sumber tenaganya saja, melainkan juga pada baterai yang menjadi sumber energinya.
Suhu baterai sangat di perhatikan di Formula-E, jangan sampai suhu terlalu tinggi, karena dapat mempengaruhi daya baterai yang akan cepat terkuras sebelum balapan usai.
Untuk motor listrik beukuran kecil, sistem pendinginan udara masih banyak di gunakan. Karena sejatinya panas yang dihasilkan motor listrik tidak sebesar mesin konvensional, kecuali motor listrik untuk keperluan balap seperti Formula E atau Moto E.
Jadi, mobil listrik maupun motor listrik juga membutuhkan sistem pendingin baik itu pendingin udara ataupun pendingin air untuk mempertahankan suhu kerja idealnya.