Usaha sampingan menjadi tren sebagai sumber penghasilan tambahan yang dapat menopang kebutuhan hidup bagi pelakunya.
Namun uhasa sampingan tetaplah sebuah bisnis yang harus dijalankan dengan strategi yang tepat untuk meminimalisir resiko yang mungkin terjadi karena salah perhitungan dan perlakuan.
Penyebab kegagalan sebuah usaha sampingan bisa dikarenakan berbagai hal di antaranya :
1. Perencanaan tidak Matang
Banyak yang bilang kalau mau usaha itu yang penting “mulai”, memulai tanpa perencanaaan yang matang bisa menjadi bumerang dan bearkhir dengan kegagalan.
Namun uhasa sampingan tetaplah sebuah bisnis yang harus dijalankan dengan strategi yang tepat untuk meminimalisir resiko yang mungkin terjadi karena salah perhitungan dan perlakuan.
Penyebab kegagalan sebuah usaha sampingan bisa dikarenakan berbagai hal di antaranya :
1. Perencanaan tidak Matang
Banyak yang bilang kalau mau usaha itu yang penting “mulai”, memulai tanpa perencanaaan yang matang bisa menjadi bumerang dan bearkhir dengan kegagalan.
Meskipun hanya sebuah usaha sampingan yang notabene lebih “nothing to lose” kalau jalan yaa syukur kalau mandeg yaa sudah.
Tapi perhitungan yang matang perlu di lakukan untuk meminimalisir kegagalan. Karena pada dasarnya usaha sampingan hanya selingan yang diharapkan tidak menghabiskan banyak resources utama.
2. Kurang Jaringan
Jaringan yang luas sangat penting bagi berkembangnya sebuah usaha. Tidak hanya usaha sampingan saja, usaha besar pun butuh jaringan yang luas agar tetap bertahan dan bisa berkembang.
Masalah utama yang dihadapi saat mengelola usaha sampingan adalah terkait dengan waktu untuk membangun jaringan.
Saat belum memiliki usaha sampingan, rasanya waktu banyak terbuang selepas pulang kerja, tapi setelah membuka usaha sampingan, waktu terasa menjadi kurang sehingga tidak sempat lagi berpikiran untuk membangun jaringan untuk mengembangkan atau sekedar mengenalkan usaha sampingan yang sedang di bangun.
3. Pola Pikir yang Keliru
Mindset bisnis yang kurang tepat atau cenderung keliru dalam membangun sebuah usaha khususnya usaha sampingan bisa meningkatkan potensi kegagalan.
Mindset asal jalan saja, asal mulai saja, asal jual saja, - pasti ada yang beli, pasti ada yang cari, pasti ada yang butuh, tanpa riset pasar maka bisa jadi malah gulung tikar.
Anggapan seperti terjun ke usaha pengadaan barang tanpa di imbangi dengan riset pasar yang memadai membuat usaha yang di bangun tidak sesuai dengan kondisi pasar sekitar tempat usaha.
4. Kebutuhan yang tidak Perlu
Sebuah usaha membutuhkan perlengkapan penunjang usaha agar mudah di kenali agar mudah di promosikan agar mudah di temukan. Tapi hal-hal tersebut memiliki tingkat urgensi dan kadar prioritas masing-masing.
Disinilah terkadang letak kesalahan alokasi sumber daya yang kurang tepat. Memang sebuah usaha membutuhkan spanduk, perlu logo, kartu nama, software cashflow, stempel, Nota penjualan, website, customer servis, dll.
Semua hal tersebut memang di butuhkan oleh sebuah perusahaan tapi ada skala prioritas, apalagi dalam hal ini adalah usaha sampingan.
Jangan sampai modal usaha yang disiapkan dan sudah berputar hanya habis untuk membayar desain pembuatan logo, habis untuk membayar jasa membuat website, habis untuk membayar pengadaan stempel, nota dan spanduk yang tingkat urgensinya tidak terlalu penting.
Oleh karena itu sangat penting untuk menentukan hal-hal penting yang dibutuhkan seperti menambah stok barang, biaya operasional, dll.
Memprioritaskan kebutuhan ketika membuka usaha sampingan atau ketika ingin membuka sebuah usaha apapun agar meminimalisir kegagalan.
5. Salah menentukan Prioritas
Sebagai karyawan yang memiliki usaha sampingan terkadang mulai kesulitan menentukan prioritas mana yang harus didahulukan.
Idealnya usaha sampingan tetaplah usaha sampingan yang posisinya dan porsinya tidak sama besar atau malah lebih besar dari tugas utama sebagai karyawan.
Banyak yang kemudian menjadi kebingungan menentukan mana yang harus di prioritaskan, karena ingin segara mengembangkan usaha sampingan atau ketika mendapat order yang lumayan banyak dan hasilnya bisa melebihi gaji pekerjaan utama.
Oleh karena itu perlu berhati-hati dan harus ketat dalam manajemen waktu dan komitmen adalah yang terpenting.
2. Kurang Jaringan
Jaringan yang luas sangat penting bagi berkembangnya sebuah usaha. Tidak hanya usaha sampingan saja, usaha besar pun butuh jaringan yang luas agar tetap bertahan dan bisa berkembang.
Masalah utama yang dihadapi saat mengelola usaha sampingan adalah terkait dengan waktu untuk membangun jaringan.
Saat belum memiliki usaha sampingan, rasanya waktu banyak terbuang selepas pulang kerja, tapi setelah membuka usaha sampingan, waktu terasa menjadi kurang sehingga tidak sempat lagi berpikiran untuk membangun jaringan untuk mengembangkan atau sekedar mengenalkan usaha sampingan yang sedang di bangun.
3. Pola Pikir yang Keliru
Mindset bisnis yang kurang tepat atau cenderung keliru dalam membangun sebuah usaha khususnya usaha sampingan bisa meningkatkan potensi kegagalan.
Mindset asal jalan saja, asal mulai saja, asal jual saja, - pasti ada yang beli, pasti ada yang cari, pasti ada yang butuh, tanpa riset pasar maka bisa jadi malah gulung tikar.
Anggapan seperti terjun ke usaha pengadaan barang tanpa di imbangi dengan riset pasar yang memadai membuat usaha yang di bangun tidak sesuai dengan kondisi pasar sekitar tempat usaha.
4. Kebutuhan yang tidak Perlu
Sebuah usaha membutuhkan perlengkapan penunjang usaha agar mudah di kenali agar mudah di promosikan agar mudah di temukan. Tapi hal-hal tersebut memiliki tingkat urgensi dan kadar prioritas masing-masing.
Disinilah terkadang letak kesalahan alokasi sumber daya yang kurang tepat. Memang sebuah usaha membutuhkan spanduk, perlu logo, kartu nama, software cashflow, stempel, Nota penjualan, website, customer servis, dll.
Semua hal tersebut memang di butuhkan oleh sebuah perusahaan tapi ada skala prioritas, apalagi dalam hal ini adalah usaha sampingan.
Jangan sampai modal usaha yang disiapkan dan sudah berputar hanya habis untuk membayar desain pembuatan logo, habis untuk membayar jasa membuat website, habis untuk membayar pengadaan stempel, nota dan spanduk yang tingkat urgensinya tidak terlalu penting.
Oleh karena itu sangat penting untuk menentukan hal-hal penting yang dibutuhkan seperti menambah stok barang, biaya operasional, dll.
Memprioritaskan kebutuhan ketika membuka usaha sampingan atau ketika ingin membuka sebuah usaha apapun agar meminimalisir kegagalan.
5. Salah menentukan Prioritas
Sebagai karyawan yang memiliki usaha sampingan terkadang mulai kesulitan menentukan prioritas mana yang harus didahulukan.
Idealnya usaha sampingan tetaplah usaha sampingan yang posisinya dan porsinya tidak sama besar atau malah lebih besar dari tugas utama sebagai karyawan.
Banyak yang kemudian menjadi kebingungan menentukan mana yang harus di prioritaskan, karena ingin segara mengembangkan usaha sampingan atau ketika mendapat order yang lumayan banyak dan hasilnya bisa melebihi gaji pekerjaan utama.
Oleh karena itu perlu berhati-hati dan harus ketat dalam manajemen waktu dan komitmen adalah yang terpenting.
Jangan sampai hanya karena fokus dengan bisnis sampingan maka semuanya jadi terbengkalai, tugas sebagai karyawan terbengkalai, urusan bisnis setengah hati, semuanya malah jadi berantakan.