Efek samping Menurunkan Shockbreaker

Menurunkan sockbreaker merupakan salah satu jalan yang ditempuh untuk mendapatkan handling motor yang lebih baik dengan menurunkan titik berat motor.

Tapi menurunkan shockbreaker khususnya bagian depan bisa membawa efek samping yang cukup beresiko jika tidak diantisipasi sejak awal.

Jangan hanya karena menginginkan handling yang presisi dan stabil kemudian mengorbankan faktor lain yang tak kalah penting.

Apalagi jika menurunkan shockbreaker hanya untuk penampiulan agar terlihat ceper atau agar motor lebih nugging, jadi kalau boncengin cewek gampang dapat “bonusan”.

Buang jauh-jauh pikiran senep itu, pertimbangklan dampak buruk ketika menurunkan shockbreker tanpa penyesuaian yang tepat di sektoir lain.

Biasanya menurunkan atau memendekan shockbreker depan ini ditempuh dengan dua jalan. 

Pertama, menaikan selongsong shockbresake rmelewati batas segitiga atas atau pada motor matic dan bebek menaikannya melewati segitiga bawah. Cara kedua, adalah dengan memotong per yang ada didalam shocbreaker.

Dengan begini maka bagian depan motor akan lebih rendah dari kondisi standarnya sehingga membuat motor sedikit lebih nungging dan berisi tanpa banyak keluar biaya. 


Sebelum anda memutuskan untuk menurunkan shock depan ada baiknya anda mempertimbangkan beberapa dampak buruk atau efek sampingnya berikut ini.

1. Komstir cepat rusak

Ketika shock depan motor di turunkan maka otomatis beban / titik berat motor akan bergeser kedepan. Hal ini akan membuat beban kerja komstir akan lebih berat dari seharusnya.

Apalagi jika penurunan shockbreaker tidak diimbangi dengan penyesuaian tingkat kekerasan redaman, maka segitiga bawah akan sering beradu dengan tabung shock yang akan memperberat kerja komstir.


2. Shockbreaker gampang bocor

Efek domino yang mengikuti perubahan ketinggian shock karena diturunkan adalah shocbreaker akan mudah bocor. Karena beban yang ditanggung tidak sesuai spesifikasinya maka umur shock menjadi lebih singkat.

Biasanya perubahan ketinggian shock depan menjadi lebih rendah di barengi dengan penambahan kapsitas oli shockbreaker agar shock mernjadi sedikit lebih keras shingga tidak mudah mentok ke komstir bawah. 
 
shock mio

Tapi langkah ini membawa dampak buruk bagi seal shockbreaker yang tidak mampu menahan tekanan oli yang melebihi kemampuannya.

Karena pertimbanagn tersebut maka opsi lain untuk menambah kekerasan daya redam shock depan adalah dengan mengganjal atau mengganti per dengan yang lebih panjang.


3. Kenyamanan terganggu

Perubahan pada sektor kaki-kaki pasti akan mempengaruhi kenyamanan berkendara. Apalagi perangkat suspensi memang didesain dan rancang untuk kenyamanan berkendara.

Jika ada perubahan yang dilakukan terhadap sistem suspensi, tentu akan mempengaruhi nilai kenyamanan yang dimiliki oleh sebuah kendaraan.

Yang paling gampang adalah ketika kita melihat jarak main sebuah suspensi yang sudah di tentukan oleh pabrikan dengan perhitungan berdasarkan bobot kosong kendaraan, daya angkut, serta daya redam yang mampu di tolelir oleh sebuah suspensi.

Ketika suspensi diturunkan maka jarak mainnya pun menjadi pendek, jelas ini dapat mengganggu kenyamanan berkendara. Belum lagi jika terjadi pengereman maka tabung suspensi bisa mentok ke segitiga bawah. 


4. Setir Berat

Selain faktor jarak main, faktor kemudi juga menjadi efek samping ketika shock di turunkan. Kemudi menjadi berat, karena bobot kendaraan lebih banyak bertumpu pada roda depan.

Dampaknya bisa membuat umur laker (bearing) roda menjadi lebih pendek. Pada motor bebek bisa membuat karet stir cepat oblak.


5. Mesin mentok

Biasanya ini sering terjadi pada motor bebek. Jika suspensi terlalu banyak diturunkan hingga membuat motor tampak ceper maka resiko mesin mentok di polisi tidur atau ketika melewati jalanan rusak akan semakin tinggi.

Tentu ini sangat berbahaya sekali bagi mesin. Meskipun pada mesin bebek biasanya posisi footstep pengemudi menempel di mesin dan menjadi penahan utama ketika mesin terpentok polisi tidur, tapi kalau keseringan bisa merusak mesin juga.


6. Berimbas ke komponen lain

Part lain yang mungkin akan mengalami kerusakan. Saat menurunkan shockbreker khususnya untuk roda depan maka otomatis roda akan lebih dekat dengan spakboard. 

Pada motor bebek, ketika motor mengerem, ban bisa menggerus sisi dalam spatboard dan akhirnya membuat spakboard bolong.

Sedangkan pada motor sport, spakboard bisa membentur segitiga bawah dan membuatnya pecah atau patah.

Pada motor yang beradiator, posisi ban juga bisa mengganggu aliran udara segar dari depan yang membantu proses pendinginan air pendingin yang ada di dalam radiator.

Sehingga beresiko membuat mesin overheating, yaa mungkin efek nya tidak akan terasa dalam waktu dekat tapi perlahan kan mulai terasa kualitas air pendingin cepat menurun, kulitas oli pelumas cepat menurun dsb.


Itulah efek samping menurunkan shocbreker, tapi bukan berarti anda tidak boleh menurunkan shockbreker. 

Tidak ada salahnya jika ingin menurunkan shockbreaker depan, tapi dengan mengetahui resiko dan efek sampingnya, diharapkan anda mengetahui batasannya sejauh mana shocbreker depan bisa diturunkan sehingga meminimalisir resiko kerusakan pada part lainnya. Semoga bermanfaat.