Rem cakram merupakan teknologi rem yang di percaya memiliki performa yang cukup baik dan secara konstruksi mampu mendongkrak tampilan motor terlihat lebih modern.
Prinsip kerjanya, piringan cakram yang menempel pada tromol roda akan di jepit oleh kampas rem di kedua sisinya sehingga membuat laju kendaraan berkurang hingga berhenti.
Responsif
Rem cakram bereaksi cukup spontan seketika tuas rem di tekan sehingga menghasilkan jarak pengereman yang lebih pendek di banding rem tromol.
Konsisten
Kinerja rem cakram cenderung lebih stabil dan konsisten dalam setiap level pengereman. Jika dalam kondisi terbaiknya, rem cakram akan bekerja dengan kualitas pengereman yang stabil.
Minim Perawatan
Rem cakram tidak perlu di stel secara berkala karena kaliper rem akan menyesuaikan tingkat keausan kampas secara otomatis (self-adjusment), jadi tidak perlu di stel secara berkala seperti pada rem tromol ketika kampasnya mulai menipis.
Mudah di modifikasi
Ukuran diameter cakram dapat memberi dampak pengereman yang berbeda, hal ini membuat pengguna rem cakram khususnya pada sepeda motor memiliki opsi untuk mengganti ukuran cakramnya sesuai keinginan.
Rem cakram semakin Modifable dengan dukungan banyaknya pilihan tipe cakram buatan aftermarket yang bisa digunakan untuk mendongkrak performa rem dan sekaligus meningkatkan tampilan motor
Rawan Terdeformasi
Kerusakan bisa terjadi pada piringan cakram akibat faktor external seperti debu dan kotoran yang menyusup diantara piringan dan kampas rem, atau juga karena faktor internal seperti cakram yang panas saat beroperasi hingga membuat cakram melengkung/terdeformasi. Sedikit saja perubahan bentuk yang terjadi pada cakram maka akan membuat performa pengereman menurun.
Rentan macet
Khususnya pada bagian slidingnya yang mungkin mulai berkarat karena sealnya sudah tidak elastis lagi dan mulai kendur atau sobek atau grease yang berfungsi sebagai pelumas mulai kering. Kerusakan ini bisa membuat kaliper Rem macet dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Putaran roda tidak lancar
Tidak seperti pada rem tromol yang proses kembalinya kampas ditarik oleh pegas, pada rem cakram, gerakan balik dari kampas hanya mengandalkan elastisitas seal yang ada di kaliper yang dibantu pegas berupa plat tipis yang sekaligus berfungsi sebagai sebagai penahan kampas dan jarak mainnya hanya beberapa mili saja.
Saat seal ini mulai lemah atau kotor dengan tumpukan debu yang mengerak, maka kampas rem tidak lepas sempurna dari cakram sehingga masih bergesekan meskipun tuas rem di lepas.
Limbung
Gejala ini sering di temukan pada sepeda motor yang roda depannya menerapkan rem cakram hanya di satu sisi (kanan atau kiri).
Lihat juga : Kenapa rem depan motor berbeda posisinya
Ketika pengereman terjadi maka otomatis roda akan tertarik kesisi dimana rem cakram berada. Ini bisa berdampak pada kerja shockbreaker yang jadi berat sebelah.
Prinsip kerjanya, piringan cakram yang menempel pada tromol roda akan di jepit oleh kampas rem di kedua sisinya sehingga membuat laju kendaraan berkurang hingga berhenti.
Kelebihan Rem Cakram
Responsif
Rem cakram bereaksi cukup spontan seketika tuas rem di tekan sehingga menghasilkan jarak pengereman yang lebih pendek di banding rem tromol.
Konsisten
Kinerja rem cakram cenderung lebih stabil dan konsisten dalam setiap level pengereman. Jika dalam kondisi terbaiknya, rem cakram akan bekerja dengan kualitas pengereman yang stabil.
Minim Perawatan
Rem cakram tidak perlu di stel secara berkala karena kaliper rem akan menyesuaikan tingkat keausan kampas secara otomatis (self-adjusment), jadi tidak perlu di stel secara berkala seperti pada rem tromol ketika kampasnya mulai menipis.
Mudah di modifikasi
Ukuran diameter cakram dapat memberi dampak pengereman yang berbeda, hal ini membuat pengguna rem cakram khususnya pada sepeda motor memiliki opsi untuk mengganti ukuran cakramnya sesuai keinginan.
Rem cakram semakin Modifable dengan dukungan banyaknya pilihan tipe cakram buatan aftermarket yang bisa digunakan untuk mendongkrak performa rem dan sekaligus meningkatkan tampilan motor
Kekurangan Rem Cakram
Rawan Terdeformasi
Kerusakan bisa terjadi pada piringan cakram akibat faktor external seperti debu dan kotoran yang menyusup diantara piringan dan kampas rem, atau juga karena faktor internal seperti cakram yang panas saat beroperasi hingga membuat cakram melengkung/terdeformasi. Sedikit saja perubahan bentuk yang terjadi pada cakram maka akan membuat performa pengereman menurun.
Rentan macet
Khususnya pada bagian slidingnya yang mungkin mulai berkarat karena sealnya sudah tidak elastis lagi dan mulai kendur atau sobek atau grease yang berfungsi sebagai pelumas mulai kering. Kerusakan ini bisa membuat kaliper Rem macet dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Putaran roda tidak lancar
Tidak seperti pada rem tromol yang proses kembalinya kampas ditarik oleh pegas, pada rem cakram, gerakan balik dari kampas hanya mengandalkan elastisitas seal yang ada di kaliper yang dibantu pegas berupa plat tipis yang sekaligus berfungsi sebagai sebagai penahan kampas dan jarak mainnya hanya beberapa mili saja.
Saat seal ini mulai lemah atau kotor dengan tumpukan debu yang mengerak, maka kampas rem tidak lepas sempurna dari cakram sehingga masih bergesekan meskipun tuas rem di lepas.
Limbung
Gejala ini sering di temukan pada sepeda motor yang roda depannya menerapkan rem cakram hanya di satu sisi (kanan atau kiri).
Lihat juga : Kenapa rem depan motor berbeda posisinya
Ketika pengereman terjadi maka otomatis roda akan tertarik kesisi dimana rem cakram berada. Ini bisa berdampak pada kerja shockbreaker yang jadi berat sebelah.