Membandingan karburator dengan injeksi, sama dengan membandingkan jam analog dan jam digital.
Mau dibandingkan seperti apapun jam analog akan tetap menunjukan angka 1 sedangkan jam digital akan menunjukan angka 13 untuk menginformasikan waktu di siang bolong.
Membandingkan sistem pengabut karburator dan sistem injeksi tentu saja kurang bijak, karena keduanya hidup di era yang berbeda.
Tapi tidak ada salahnya jika kita mencari tahu apa saja kelebihan dan kekurangan sistem karburator dan sistem injeksi pada mesin kendaraan bermotor.
Sistem Karburator
Menyemprotkan bahan bakar melalui perbedaan tekanan di ruang venturi. Prinsip kerjanya sama dengan ketika anda menggunakan penyemprot obat nyamuk.
Semakin kuat tekanan yang diberikan maka semakin banyak cairan yang terkabutkan. Sama halnya demikian dengan karburator.
Kelebihan sistem karburator
Kekurangan sistem karburator
Sistem Injeksi
Sistem injeksi menyalurkan bahan bakar keruang mesin melalui injektor yang diletakan di dalam ruang bakar (Direct Injection) atau di leher angsa (Indirect Injection).
Lihat juga : Istilah non-teknis komponen kendaraan
Bahan bakar bertekanan tinggi yang mengalir ke Injektor/Nosel di pompa dari tangki oleh Fuel Pump yang dapat bekerja dengan sumber daya dari Aki.
Fuel Pump electrik lebih umum kita jumpai pada kendaraan sistem injeksi menggantikan Fuel Pump mekanis.
Kelebihan sistem injeksi
Kekurangan sistem injeksi
Penggunaan karburator sudah mulai ditinggalkan, karena cukup sulit membuatnya bekerja dengan sistem elektronik khususnya untuk urusan pengaturan jumlah bahan bakar yang disemprotkan.
Sedangkan pada sistem injeksi hal tersebut sangat mungkin dilakukan, banyak-sedikitnya bahan bakar yang masuk ke ruang bakar dapat di atur sesuai keinginan atau sesuai setingan mapping pada ECU.
Ketergantungan sistem injeksi terhadap kondisi kelistrikan yang prima membuat kendaraan dengan sistem injeksi harus memiliki aki yang dalam keadaan sangat baik.
Sistem injeksi merupakan barang baru di dunia otomotif, tidak benar-benar baru (mesin Diesel telah lama menggunakannya), dan motor ber kapasitas besar telah lama pula menggunakannya, tapi menjadi mainan baru bagi pabrikan dan pecinta otomotif dunia untuk mengeksplore nya lebih jauh khususnya untuk penggunaan pada mesin bensin ber-CC kecil.
Segala aktifitas mesin pada sistem injeksi di monitor oleh berbagai sensor yang dikumpulkan oleh ECU untuk memutuskan seberapa banyak bahan bakar yang harus disemprotkan ke ruang bakar berdasarkan informasi dari berbagai sensor tadi.
Mau dibandingkan seperti apapun jam analog akan tetap menunjukan angka 1 sedangkan jam digital akan menunjukan angka 13 untuk menginformasikan waktu di siang bolong.
Membandingkan sistem pengabut karburator dan sistem injeksi tentu saja kurang bijak, karena keduanya hidup di era yang berbeda.
Tapi tidak ada salahnya jika kita mencari tahu apa saja kelebihan dan kekurangan sistem karburator dan sistem injeksi pada mesin kendaraan bermotor.
Sistem Karburator
Menyemprotkan bahan bakar melalui perbedaan tekanan di ruang venturi. Prinsip kerjanya sama dengan ketika anda menggunakan penyemprot obat nyamuk.
Semakin kuat tekanan yang diberikan maka semakin banyak cairan yang terkabutkan. Sama halnya demikian dengan karburator.
Kelebihan sistem karburator
- Komponennya sederhana dan mudah di bongkar pasang
- Memungkinkan untuk mengatur kompisisi perbandingan bahan bakar dan udara sesuai kebutuhan mesin yang diinginkan.
- Lebih tahan terhadap kualitas bahan bakar yang tidak konsisten
- Mudah di bersihkan dan dianalisa secara manual jika terjadi gangguan
Kekurangan sistem karburator
- Sulit start saat dingin, olehnya tersedia tuas chock untuk memudahkan start dingin
- Semprotan bahan bakar tidak stabil meskipun pada RPM konstan.
- Sulit untuk dikombinasikan dengan sistem elektronik yang menjadi tren kendaraan masa kini.
- Untuk mesin yang lebih dari satu silinder, pengaturan komposisi udara dan bahan bakar tiap silindernya akan sangat sulit.
Sistem Injeksi
Sistem injeksi menyalurkan bahan bakar keruang mesin melalui injektor yang diletakan di dalam ruang bakar (Direct Injection) atau di leher angsa (Indirect Injection).
Lihat juga : Istilah non-teknis komponen kendaraan
Bahan bakar bertekanan tinggi yang mengalir ke Injektor/Nosel di pompa dari tangki oleh Fuel Pump yang dapat bekerja dengan sumber daya dari Aki.
Fuel Pump electrik lebih umum kita jumpai pada kendaraan sistem injeksi menggantikan Fuel Pump mekanis.
Kelebihan sistem injeksi
- Konsumsi bahan bakar lebih konsisten
- Lebih ramah lingkungan karena emisi gas buang lebih bersih
- Lebih mudah dihidupkan saat dingin
- Bahan bakar dapat disemprotkan lebih dari satu kali keruang bakar sesuai dengan kebutuhan
- Dapat dengan mudah di kombinasikan dengan perangkat elektronik
Kekurangan sistem injeksi
- Sangat tergantung pada pasokan listrik dari aki khususnya yang sudah menggunakan sistem Fuel Pump elektrik.
- Sensitif terhadap kualitas bahan bakar.
- Masih kurang tenaga ahli dan diperlukan peralatan khusus untuk menganalisa komponen sistem injeksi
- Sangat riskan jika harus di utak-atik sendiri
- Tidak leluasa mengatur komposisi perbandingan bahan bakar dan udara.
Penggunaan karburator sudah mulai ditinggalkan, karena cukup sulit membuatnya bekerja dengan sistem elektronik khususnya untuk urusan pengaturan jumlah bahan bakar yang disemprotkan.
Sedangkan pada sistem injeksi hal tersebut sangat mungkin dilakukan, banyak-sedikitnya bahan bakar yang masuk ke ruang bakar dapat di atur sesuai keinginan atau sesuai setingan mapping pada ECU.
Ketergantungan sistem injeksi terhadap kondisi kelistrikan yang prima membuat kendaraan dengan sistem injeksi harus memiliki aki yang dalam keadaan sangat baik.
Sistem injeksi merupakan barang baru di dunia otomotif, tidak benar-benar baru (mesin Diesel telah lama menggunakannya), dan motor ber kapasitas besar telah lama pula menggunakannya, tapi menjadi mainan baru bagi pabrikan dan pecinta otomotif dunia untuk mengeksplore nya lebih jauh khususnya untuk penggunaan pada mesin bensin ber-CC kecil.
Segala aktifitas mesin pada sistem injeksi di monitor oleh berbagai sensor yang dikumpulkan oleh ECU untuk memutuskan seberapa banyak bahan bakar yang harus disemprotkan ke ruang bakar berdasarkan informasi dari berbagai sensor tadi.