Mesin reciprocating engines yang masuk kedalam kelas internal combustion engine telah lama dipercaya sebagai sumber tenaga bagi kendaraan bermotor kebanyakan.
Namun belakangan, mesin listrik mulai digunakan untuk menggantikan mesin piston untuk alasan efisiensi dan isu lingkungan.
Dunia Otomotif berkembang cukup pesat belakangan ini. Sepeda motor dan mobil mulai bermertamorfosis menjadi kendaraan yang peduli lingkungan dengan mulai memboyong motor listrik sebagai dapur pacunya.
Pada awal kemunculannya sepeda motor dan mobil terdiri dari berbagai sistem mekanis untuk mendukung fungsi komponennya. Sebut saja tuas Gas yang terhubung langsung ke karburator melalui kawat baja. Atau sistem pengapian yang diatur oleh platina yang bergerak secara mekanis.
Kemudian muncul CDI menggantikan Platina membuat fenomena percikan api saat platina membuka sudah tidak dapat dinikmati lagi. Perkembangan teknologi pun semakin pesat hingga Drive by Wire diperkenalkan pada sepeda motor dan mobil menggantikan kabel gas berbahan kawat baja dengan kabel penghantar listrik berbahan serat tembaga.
Teknologi Drive by Wire dianggap mampu meningkatkan efisiensi, safety, dan performance karena penggunaan seluruh sumber daya yang ada pada kendaraan diatur dan dikendalikan oleh komputer yang dianggap lebih cerdas dan konsisten dari pada pengemudi itu sendiri.
Jika diamati, sistem mekanis dalam sebuah mobil atau sepeda motor mulai berganti dengan sistem elektris yang dinilai lebih praktis dan efisien. Lihat saja bagian spedometer yang dulunya digerakan dengan sistem mekanis mulai beralih ke sistem elektrik ataupun digital seperti speedometer, odometer, tachometer.
Penggunaan komponen elektris tentu berdampak pada daya tahan dan konsistensi kinerja komponen itu sendiri. Sebut saja CDI yang menggantikan Platina untuk sistem pengapian yang tentu saja lebih tahan aus karena tidak ada komponen yang bergerak secara mekanis layaknya sistem platina sehingga lebih awet dan konsistensinya tetap terjaga.
Tidak hanya piranti pendukungnya, dapur pacu sepeda motor pun kini mulai beralih ke motor listrik yang “kandungan mekaniknya” lebih sedikit dari pada mesin piston. Di mesin piston banyak sekali dijumpai gerakan mekanis didalamnya.
Sebut saja penggerak katup yang bergerak gemulai secara mekanis dengan suara khasnya. Sehingga lebih mudah dicerna dan dipahami hukum sebab-akibatnya karena dapat dilihat dengan jelas kenapa katup terbuka, kapan dia membuka, dan apa urusannya dia membuka ataupun menutup.
Sedangkan pada Motor Listrik yang bekerja berdasarkan aliran listrik, anda tidak dapat melihat aliran listrik yang menggerakan motor tersebut, anda hanya perlu percaya bahwa telah terjadi pulse-pulse energi elektromagnetik yang akhirnya mampu menggerakan poros hingga berputar.
Apakah mesin reciprocating engines akan punah? "tidak dalam waktu dekat ini". Mungkin butuh 4-5 generasi untuk membuatnya punah. Sama halnya dengan mesin 2-Tak yang sudah ditinggalkan tapi tetap banyak peminatnya, mungkin butuh 2-3 generasi hingga mesin 2tak akan langka dan punah atau mungkin malah akan bangkit karena konon Honda punya desain baru mesin berbasis 2tak yang katanya bisa lebih ramah lingkungan seperti mesin 4Tak. Terkadang raungan knalpot Telo atau knalpot Kolong membuat kenangan bau semerbak oli samping Smokeless sangat sulit untuk dilupakan.
Isu pemanasan global dan mulai berkurangnya kandungan minyak bumi menjadi faktor yang paling berpengaruh dalam proses peralihan dari mesin internal combustion ke mesin listrik disamping alasan bisnis tentunya. Dan hal tersebut tidak akan terjadi dalam waktu dekat ini.
Memang motor listrik mulai terlihat menginvasi tapi belum mampu menandingi panasnya knalpot mesin piston, menyaingi deruman mesin V8 yang memaksa adanya undang-undang untuk membatasi tingkat kebisingan, indahnya api sisa pembakaran yang menjilati ujung knalpot, merdunya suara turbo yang seolah menyanyi di sela gasingan RPM, dan letupan-letupan kecil yang tampil malu-malu diujung moncong gas buang saat mobil balap melakukan deakselerasi di ujung tikungan..
Tapi biar bagaimanapun motor listrik adalah bagian yang tidak akan bisa di pungkiri kehadirannya dan akan menjadi tantangan tersendiri bagi penggiat dan penggila dunia otomotif kedepannya nanti.
Namun belakangan, mesin listrik mulai digunakan untuk menggantikan mesin piston untuk alasan efisiensi dan isu lingkungan.
Dunia Otomotif berkembang cukup pesat belakangan ini. Sepeda motor dan mobil mulai bermertamorfosis menjadi kendaraan yang peduli lingkungan dengan mulai memboyong motor listrik sebagai dapur pacunya.
Pada awal kemunculannya sepeda motor dan mobil terdiri dari berbagai sistem mekanis untuk mendukung fungsi komponennya. Sebut saja tuas Gas yang terhubung langsung ke karburator melalui kawat baja. Atau sistem pengapian yang diatur oleh platina yang bergerak secara mekanis.
Kemudian muncul CDI menggantikan Platina membuat fenomena percikan api saat platina membuka sudah tidak dapat dinikmati lagi. Perkembangan teknologi pun semakin pesat hingga Drive by Wire diperkenalkan pada sepeda motor dan mobil menggantikan kabel gas berbahan kawat baja dengan kabel penghantar listrik berbahan serat tembaga.
Teknologi Drive by Wire dianggap mampu meningkatkan efisiensi, safety, dan performance karena penggunaan seluruh sumber daya yang ada pada kendaraan diatur dan dikendalikan oleh komputer yang dianggap lebih cerdas dan konsisten dari pada pengemudi itu sendiri.
Jika diamati, sistem mekanis dalam sebuah mobil atau sepeda motor mulai berganti dengan sistem elektris yang dinilai lebih praktis dan efisien. Lihat saja bagian spedometer yang dulunya digerakan dengan sistem mekanis mulai beralih ke sistem elektrik ataupun digital seperti speedometer, odometer, tachometer.
Penggunaan komponen elektris tentu berdampak pada daya tahan dan konsistensi kinerja komponen itu sendiri. Sebut saja CDI yang menggantikan Platina untuk sistem pengapian yang tentu saja lebih tahan aus karena tidak ada komponen yang bergerak secara mekanis layaknya sistem platina sehingga lebih awet dan konsistensinya tetap terjaga.
Tidak hanya piranti pendukungnya, dapur pacu sepeda motor pun kini mulai beralih ke motor listrik yang “kandungan mekaniknya” lebih sedikit dari pada mesin piston. Di mesin piston banyak sekali dijumpai gerakan mekanis didalamnya.
Sebut saja penggerak katup yang bergerak gemulai secara mekanis dengan suara khasnya. Sehingga lebih mudah dicerna dan dipahami hukum sebab-akibatnya karena dapat dilihat dengan jelas kenapa katup terbuka, kapan dia membuka, dan apa urusannya dia membuka ataupun menutup.
Sedangkan pada Motor Listrik yang bekerja berdasarkan aliran listrik, anda tidak dapat melihat aliran listrik yang menggerakan motor tersebut, anda hanya perlu percaya bahwa telah terjadi pulse-pulse energi elektromagnetik yang akhirnya mampu menggerakan poros hingga berputar.
Yang tidak terlihat bukan berarti tidak ada |
Isu pemanasan global dan mulai berkurangnya kandungan minyak bumi menjadi faktor yang paling berpengaruh dalam proses peralihan dari mesin internal combustion ke mesin listrik disamping alasan bisnis tentunya. Dan hal tersebut tidak akan terjadi dalam waktu dekat ini.
Memang motor listrik mulai terlihat menginvasi tapi belum mampu menandingi panasnya knalpot mesin piston, menyaingi deruman mesin V8 yang memaksa adanya undang-undang untuk membatasi tingkat kebisingan, indahnya api sisa pembakaran yang menjilati ujung knalpot, merdunya suara turbo yang seolah menyanyi di sela gasingan RPM, dan letupan-letupan kecil yang tampil malu-malu diujung moncong gas buang saat mobil balap melakukan deakselerasi di ujung tikungan..
Tapi biar bagaimanapun motor listrik adalah bagian yang tidak akan bisa di pungkiri kehadirannya dan akan menjadi tantangan tersendiri bagi penggiat dan penggila dunia otomotif kedepannya nanti.