Meskipun mobil listrik belum banyak beredar secara global, tapi tidak ada salahnya untuk mengetahui berapa biaya yang dihabiskan untuk charging mobil listrik di pusat pengisian (charging station).
Ukuran liter merupakan satuan yang sudah dikenal luas. Sebut saja satu liter air, kita sudah dapat membayangkan banyaknya.
Tapi bagaimana dengan Kilowatt-hour, satuan ini sangat berarti bagi pengguna mobil listrik karena menjadi dasar patokan Tarif charging mobil listrik tapi sangat tidak familiar.
Hitungan untuk satuan liter saat membeli bahan bakar di SPBU sangat jelas, dengan sekian rupiah didapatkan bahan bakar sekian liter dengan wujud yang dapat terlihat jelas dalam tangki. Namun perhitungan tarif pengisian mobil listrik per-kilowatt-hour cukup samar.
Beberapa stasiun pengisian mobil listrik menggunakan hitungan tarif Tarif charging mobil listrik per jam, tidak peduli berapa pun energy yang didapat mobil dalam rentang waktu tersebut.
Adapula yang perhitungan tarifnya per sesion, dimana biaya charging di tentukan setiap sekali pengisian hingga penuh. Beberapa lagi versi berlangganan yang menarik iuran bulanan.
Tidak sedikit pula charging-station gratis namun tetap terkena biaya parkir perjam atau sesuai ketentuan. Tempat parkir yang menyediakan fasilitas charging gratis mewajibkan kendaraan yang diparkir harus di charge, jika tidak, maka siap-siap diderek keluar.
Sebagai contoh biaya pengisian mobil listrik dari perusahaan penyedia layanan charging antara lain, jasa pengisian AeroVironment mematok tarif $7,50 untuk setiap Sesi Fast-Charger sedangkan Blink Network manarik ongkos pengisian mobil listrik seharga $5 untuk charging cepat (khusus member) dan $8 per sesion (non member).
Jika jarak tempuh sebuah mobil listrik rata-rata dengan kondisi baterai penuh adalah 130Km. Untuk pengisian baterai hingga penuh di Blink Network dibutuhkan biaya $8 (Rp.104.000 kurs 13.000), berarti di dapat angka penggunaan 16Km/dollar.
Kalau di Rupiah-kan dengan Kurs 13K bisa dapat Rp.6500 untuk jarak tempuh 8Km. Angka Rp.6500 sama dengan harga satu liter Premium yang jika diisikan kedalam sebuah mobil Avanza akan mampu menempuh jarak setidaknya 12Km.
Tampaknya cukup mahal, mungkin karena parameternya berbeda.
Bagaimana kalau mencharge baterai mobil-listrik dirumah,? sebagai contoh kita gunakan mobil listrik FIAT 500e yang menggunakan baterai Lithium-ion 24-kWh.
Berdasarkan tarif dasar listrik bulan agustus 2016 yang di patok Rp.1.400/kWh. Maka untuk mencharge FIAT 500e hingga penuh hanya membutuhkan biaya sekitar Rp.29.000 saja, dan mobil FIAT 500e setelah terisi penuh dapat menempuh jarak hingga 140Km, cukup irit bukan?. (Rp.29.000 untuk menempuh 140km)
Berapa kWh yang didapat mobil listrik yang melakukan charging selama 1 jam?
Beberapa mobil listrik memiliki kemampuan charging hanya 3.3kilowatts namun untuk kendaraan EV keluaran tahun 2013 dan terbaru, memiliki kemampuan carging hingga 6.6 kilowatts.
Dengan begitu mobil elektrik dengan kemampuan charging 3.3kw akan mendapat sedikit daya dibanding 6.6kw dalam jangka satu jam pengisian.
Terdapat tiga tipe charging berdasarkan kecepatannya:
Beberapa tempat pengisian tetap memberlakukan perhitungan meskipun mobil telah terisi penuh dan proses pengisian telah berhenti, selama kabel charging belum dilepas maka perthitungan tarif tetap berjalan. Hal ini membuat Tarif charging mobil listrik menjadi membengkak. Jadi sebaiknya segera melepas kabel cas segera setelah baterai terisi penuh agar tidak terkena biaya yang tidak perlu.
Secara ekonomis, ongkos pengisian mobil listrik di charging station maupun di rumah tidak terdapat perbedaan yang signifikan dan lebih irit dibanding mobil bermesin konvensional.
Keberadaan charging point dapat membantu mencapai tujuan tanpa harus khawatir kehabisan daya baterai. Secara umum, jarak tempuh mobil listrik cukup mengakomodir penggunaan dalam kota.
Ukuran liter merupakan satuan yang sudah dikenal luas. Sebut saja satu liter air, kita sudah dapat membayangkan banyaknya.
Tapi bagaimana dengan Kilowatt-hour, satuan ini sangat berarti bagi pengguna mobil listrik karena menjadi dasar patokan Tarif charging mobil listrik tapi sangat tidak familiar.
Hitungan untuk satuan liter saat membeli bahan bakar di SPBU sangat jelas, dengan sekian rupiah didapatkan bahan bakar sekian liter dengan wujud yang dapat terlihat jelas dalam tangki. Namun perhitungan tarif pengisian mobil listrik per-kilowatt-hour cukup samar.
Beberapa stasiun pengisian mobil listrik menggunakan hitungan tarif Tarif charging mobil listrik per jam, tidak peduli berapa pun energy yang didapat mobil dalam rentang waktu tersebut.
Adapula yang perhitungan tarifnya per sesion, dimana biaya charging di tentukan setiap sekali pengisian hingga penuh. Beberapa lagi versi berlangganan yang menarik iuran bulanan.
Tidak sedikit pula charging-station gratis namun tetap terkena biaya parkir perjam atau sesuai ketentuan. Tempat parkir yang menyediakan fasilitas charging gratis mewajibkan kendaraan yang diparkir harus di charge, jika tidak, maka siap-siap diderek keluar.
Sebagai contoh biaya pengisian mobil listrik dari perusahaan penyedia layanan charging antara lain, jasa pengisian AeroVironment mematok tarif $7,50 untuk setiap Sesi Fast-Charger sedangkan Blink Network manarik ongkos pengisian mobil listrik seharga $5 untuk charging cepat (khusus member) dan $8 per sesion (non member).
Jika jarak tempuh sebuah mobil listrik rata-rata dengan kondisi baterai penuh adalah 130Km. Untuk pengisian baterai hingga penuh di Blink Network dibutuhkan biaya $8 (Rp.104.000 kurs 13.000), berarti di dapat angka penggunaan 16Km/dollar.
Kalau di Rupiah-kan dengan Kurs 13K bisa dapat Rp.6500 untuk jarak tempuh 8Km. Angka Rp.6500 sama dengan harga satu liter Premium yang jika diisikan kedalam sebuah mobil Avanza akan mampu menempuh jarak setidaknya 12Km.
Tampaknya cukup mahal, mungkin karena parameternya berbeda.
Bagaimana kalau mencharge baterai mobil-listrik dirumah,? sebagai contoh kita gunakan mobil listrik FIAT 500e yang menggunakan baterai Lithium-ion 24-kWh.
Berdasarkan tarif dasar listrik bulan agustus 2016 yang di patok Rp.1.400/kWh. Maka untuk mencharge FIAT 500e hingga penuh hanya membutuhkan biaya sekitar Rp.29.000 saja, dan mobil FIAT 500e setelah terisi penuh dapat menempuh jarak hingga 140Km, cukup irit bukan?. (Rp.29.000 untuk menempuh 140km)
Beberapa mobil listrik memiliki kemampuan charging hanya 3.3kilowatts namun untuk kendaraan EV keluaran tahun 2013 dan terbaru, memiliki kemampuan carging hingga 6.6 kilowatts.
Dengan begitu mobil elektrik dengan kemampuan charging 3.3kw akan mendapat sedikit daya dibanding 6.6kw dalam jangka satu jam pengisian.
Terdapat tiga tipe charging berdasarkan kecepatannya:
- Slow charging (up to 3kW) akan mengisi baterai hingga penuh selama 6-8 jam (tergantung kapasitas baterai), cocok digunakan untuk proses charging di malam hari saat mobil parkir.
- Fast Charging (7-22kW) dapat mengisi penuh mobil listrik dalam waktu 3-4 jam.
- Rapid Charging (43-50kW) mampu melakukan pengisian hingga 80% dalam waktu 30 menit.
Beberapa tempat pengisian tetap memberlakukan perhitungan meskipun mobil telah terisi penuh dan proses pengisian telah berhenti, selama kabel charging belum dilepas maka perthitungan tarif tetap berjalan. Hal ini membuat Tarif charging mobil listrik menjadi membengkak. Jadi sebaiknya segera melepas kabel cas segera setelah baterai terisi penuh agar tidak terkena biaya yang tidak perlu.
Secara ekonomis, ongkos pengisian mobil listrik di charging station maupun di rumah tidak terdapat perbedaan yang signifikan dan lebih irit dibanding mobil bermesin konvensional.
Keberadaan charging point dapat membantu mencapai tujuan tanpa harus khawatir kehabisan daya baterai. Secara umum, jarak tempuh mobil listrik cukup mengakomodir penggunaan dalam kota.