Berbagai macam upaya dilakukan para engineer di bidang
otomotif untuk menghasilkan mesin yang memiliki kinerja optimal. Penambahan komponen penunjang seperti Turbocharger dan supercharger dapat menambah kemampuan mesin secara maksimal.
Selain itu riset terhadap sistem utama dalam mesin terus dilakukan, seperti mengembangkan mekanisme penggerak katup yang lebih efisien dan mampu membantu mesin menghasilkan tenaga yang maksimal.
Selain itu riset terhadap sistem utama dalam mesin terus dilakukan, seperti mengembangkan mekanisme penggerak katup yang lebih efisien dan mampu membantu mesin menghasilkan tenaga yang maksimal.
Penggerak mekanisme katup secara umum menggunakan nok pada
poros kem untuk mendorong katup ke posisi membuka dan mengandalkan per untuk
mengembalikan katup ke posisi menutup.
Kendala yang sering dihadapi dengan sistem katup seperti ini
adalah gejala floating pada katup saat mesin berputar di kecepatan tinggi.
Beberapa motor berupaya mengatasi gejala floating dengan
menggunakan per ganda, namun hal ini juga tidak menyelesaikan masalah karena
kemampuan pegas tidak mampu mengimbangi kecepatan putaran mesin sehingga katup
mengambang yang mengakibatkan menurunnya kemampuan mesin pada kecepatan tinggi.
Maka diciptakanlah sistem penggerak klep yang memiliki
kemampuan lebih baik. Beberapa mekanisme penggerak katup yang menjadi pilihan
para engineer otomotif adalah dengan menggunakan sistem pneumatis dan sistem
desmodromic.
Sistem pneumatis pada mekanisme penggerak katup, merupakan
teknologi yang rumit dan membutukan biaya yang cukup mahal. Oleh karenanya
penggunaan klep pneumatis hanya pada ajang balap. Klep digerakan tekanan fluida
dengan sistem yang cukup rumit sehingga proses buka tutup klep lebih teratur
dan sesuai dengan putaran mesin dari rendah hingga rpm tinggi dengan presisi.
Kalau motor yang beredar dipasaran pada umumnya, poros kem
hanya bertugas menekan batang klep pada proses isap dan buang sedangkan untuk
menutupnya menggunakan pegas.
Pada sistem pneumatis penggunaan mesin dapat di optimalkan.
misalnya, pada saat idle di mesin V8 cukup hanya dua silinder saja yang aktif. Selanjutnya
ketika mobil melaju 100Km/jam, maka 4 silinder akan bekerja. Pada kecepatan
penuh 8 silinder mesin v8 akan bekerja penuh untuk menghasilkan tenaga mesin
yang maksimal.
Dengan begini efisiensi kerja mesin akan tercapai dengan
optimal.
Sistem katup desmodromic yang digunakan Ducati pada ajang
balap Motogp.
Pada sistem desmodromic khususnya yang digunakan Ducati,
mekanisme buka-tutup klep dikendalikan oleh poros kem sehingga tidak terjadi
keadaan floating atau Gejala klep mengambang yang biasa terjadi di putaran
tinggi pada sistem klep berpegas.
Karena pada putaran tinggi kemampuan pegas dapat melemah akibat
panas mesin atau kelelahan pada saat menekan klep kembali ke posisi menutup.
Sehingga pada sistem desmodromic, posisi pegas atau per klep digantikan oleh
rocker arm yang terhubung dengan poros kem. Jadi pergerakan buka-tutup klep
lebih stabil.
Begitulah kira-kira, mudah2an tdk salah. Kapan-kapan gugling
lagi kalo sempat dan tidak sempit. Semoga bermanfaat.