Ini adalah salah satu motor yang cukup banyak membuat kagum para pecinta roda dua.
Banyak kolektor yang menjadikannya barang simpanan, sekedar hobi dan tidak sedikit juga yang masih menjadikannya sebagai alat transportasi sehari-hari.
Motor Vespa memiliki banyak keunikan, selain dari bentuknya yang berbeda dari pada motor pada umumnya, detailnya pun semakin unik jika diselami.
Mulai dari penggunaan ukuran baut yang bernomor ganjil, mekanisme pengunci roda yang mirip mobil dan juga konstruksi Velg yang bisa di belah.
Terus terang ini adalah hal baru bagi saya yang seumur-umur hanya pernah pegang motor bebek, kopling dan matic yang notabene buatan Jepang.
Semua motor-motor itu memiliki velg yang merupakan satu kesatuan. Dan terkejut ketika mendapati ternyata Velg Vespa cukup unik karena bisa di belah dua terpisah antara kanan dan kiri.
Kenyataan ini terungkap ketika saya mendapati ban Vespa kempes karena bocor. Setelah mengganti ban yang kempes dengan ban serep, saya pun mencoba membuka ban luar dari velg untuk mengeluarkan ban dalam yang bocor agar bisa ditambal. Upaya membuka ban luar adalah dengan metode yang biasa di lakukan pada motor buatan Jepang yaitu di cungkil.
Ternyata mencungkil ban luar Vespa cukup sulit karena bead ban masuk cukup dalam ke bibir Velg hingga rasanya mustahil untuk mengeluarkan ban dalam dengan mencungkil salah satu sisi bead ban seperti yang biasa dilakukan pada ban motor Jepang dan motor lain pada umumnya yang masih menggunakan ban dalam.
Setelah merenung di depan ban yang tidak berhasil di cungkil, saya mendapati kenyataan bahwa ada baut yang mengikat Velg dan setelah di perhatikan lagi, ternyata sisi kanan dan kiri Velg terikat oleh beberapa baut tersebut.
Dan benar saja, ketika baut dilepas, Velg Vespa pun terbelah dan ban dalam pun langsung terpapar lingkungan luar yang dapat dengan mudah di keluarkan untuk selanjutnya di tambal atau di ganti sesuai situasi dan kondisi.
Unik juga yaa..
Motor Vespa memang unik dan tidak semua orang dapat mengendarainya. Selain karena bobotnya yang lumayan berat, cara pengoperasiannya pun berbeda dengan motor pada umumnya.
Saya pertama dulu belajar motor pakai bebek Honda Astrea 700 yang merupakan cikal bakal dinasti Astrea. Kemudian bisa motor kopling pakai Yamaha RX-100.
Pertama kali mengendarai motor Vespa adalah pakai Vespa "Ndog" yang posturnya ceper namun membuatnya nyaman di kendarai.
Sekarang punya Vespa Exlusive 2 PX150E, yang awalnya saya tidak paham-betul Vespa ini masuk kategori mana.
Dalam dunia per vespa an, ada beberapa pengkategorian, salah satunya adalah type frame. Ada Vespa yang type Large Frame dan ada yang kategori Small Frame.
Keduanya di bedakan dari bentuk rangka yang memang sangat kontras jika disandingkan.
Type Large Frame seperti namanya, memiliki bentuk yang lebar sedangkan Small Frame rangkanya lebih langsing.
Hal ini yang awalnya membuat saya bingung ketika ingin membeli spare part aftermarket dan harus memilih peruntukannya apakah untuk vespa large atau small frame.
Dan ternyata Vespa yang saya miliki termasuk kedalam kategori Large Frame.
Ban Vespa ini ukurannya 12 inchi, pengen rasanya untuk menggantinya dengan yang ukuran 10 inch, biar lebih ceper.
Karena posisi aslinya cukup tinggi dan agak terasa kurang stabil, ditambah lagi kondisi shocknya yang kurang prima.
Yaa, memang motor ini perlu "opname" untuk memperbaiki kondisinya agar nyaman di kendarai. Tapi lumayan perlu ongkos dan tidak sembarang bengkel mau/bisa menerima perbaikan Vespa.