Kalau saat ini anda menggunakan hardisk tipis dengan kapasitas besar dan berteknologi SSID dengan kecepatan baca tulis yang mengesankan.
Ketahuilah, dulu..., pernah ada hardisk yang berukuran besar tapi berkapasitas sangat kecil jika dibandingkan hardisk saat ini.
Hardisk zaman dulu, disaat pentium masih diangka 1 dan 2, kapasitas hardisknya bahkan tidak lebih besar dari Flashdisk jaman sekarang, tapi ukuran dan beratnya bisa buat nimpuk mangga tetangga yang sudah ranum atau bisa buat jangkar perahu, hehehe.
Ada hardisk yang hanya berkapasitas 3 GB atau ada juga hard disk yang berhapasitas 10,2 GB. Kok bisa juga yaa kepikiran bikin hardisk pakai ada kelebihannya 0,2 GB, itu maksudnya bagaimana coba??
Biarpun begitu, hardisk berkoneksi IDE ini pernah menjadi bagian dari sejarah manis perkembangan teknologi komputer di dunia.
Gak heran jika dulu, komputer umumnya terpasang lebih dari satu buah hardisk di dalam casingnya.
Satu hardisk untuk tempat menginstal System (Operating System yang umumnya Windows) dan satu hard disk lagi untuk tempat menyimpan data.
Kedua hardisk ini harus di konfigurasikan dengan tepat. Dimana untuk system harus di atur menjadi Primary dan yang satu lagi untuk penyimpan data, harus di atur sebagai Slave.
Pengaturan ini harus dilakukan dengan menempatkan jumper pin di posisi yang tepat agar komputer dapat berfungsi sebagaimana seharusnya.
Kalau sekarang gak perlu hasdisk ganda, satu hardisk berkapasitas besar, sudah bisa mengakomodasi kebutuhan tempat penyimpanan file. Apalagi kalau komputer hanya di gunakan untuk keperluan standart, sebagai pengolah dokumen misalnya.
Laptop saya saja yang hanya pakai hardisk berkapasitas 500 GB pun gak penuh-penuh meskipun sudah dipakai selama 5 tahun.
Yaa maklum, memang gak pernah diisi apa-apa, palingan hanya diisi data dokumen dan foto-foto kenangan lawas yang sayang untuk di hapus.
Ketahuilah, dulu..., pernah ada hardisk yang berukuran besar tapi berkapasitas sangat kecil jika dibandingkan hardisk saat ini.
Hardisk zaman dulu, disaat pentium masih diangka 1 dan 2, kapasitas hardisknya bahkan tidak lebih besar dari Flashdisk jaman sekarang, tapi ukuran dan beratnya bisa buat nimpuk mangga tetangga yang sudah ranum atau bisa buat jangkar perahu, hehehe.
Ada hardisk yang hanya berkapasitas 3 GB atau ada juga hard disk yang berhapasitas 10,2 GB. Kok bisa juga yaa kepikiran bikin hardisk pakai ada kelebihannya 0,2 GB, itu maksudnya bagaimana coba??
Biarpun begitu, hardisk berkoneksi IDE ini pernah menjadi bagian dari sejarah manis perkembangan teknologi komputer di dunia.
Gak heran jika dulu, komputer umumnya terpasang lebih dari satu buah hardisk di dalam casingnya.
Satu hardisk untuk tempat menginstal System (Operating System yang umumnya Windows) dan satu hard disk lagi untuk tempat menyimpan data.
Kedua hardisk ini harus di konfigurasikan dengan tepat. Dimana untuk system harus di atur menjadi Primary dan yang satu lagi untuk penyimpan data, harus di atur sebagai Slave.
Pengaturan ini harus dilakukan dengan menempatkan jumper pin di posisi yang tepat agar komputer dapat berfungsi sebagaimana seharusnya.
Kalau sekarang gak perlu hasdisk ganda, satu hardisk berkapasitas besar, sudah bisa mengakomodasi kebutuhan tempat penyimpanan file. Apalagi kalau komputer hanya di gunakan untuk keperluan standart, sebagai pengolah dokumen misalnya.
Laptop saya saja yang hanya pakai hardisk berkapasitas 500 GB pun gak penuh-penuh meskipun sudah dipakai selama 5 tahun.
Yaa maklum, memang gak pernah diisi apa-apa, palingan hanya diisi data dokumen dan foto-foto kenangan lawas yang sayang untuk di hapus.
Biasanya yang paling membuat penuh hardisk adalah koleksi lagu dan video. Tapi seiring perkembangan jaman, dengerin lagu dan nonton film bisa langsung di ponsel dengan pilihan yang beraneka ragam karena banyak tersedia di Iflix atau Netflix yang bisa ditonton dengan gratis pas ketemu promo combo dari provider selular.
Apalagi sekarang penyimpanan file tidak hanya mengandalkan storage fisik karena sudah banyak pilihan tempat penyimpanan lainnya seperti Cloud storage yang gratis.
Dan juga ponsel android umumnya sudah terhubung ke cloud storage milik Google, jadi tren membackup data ke komputer agak sedikit menurun dan ini juga bisa meringankan beban hardisk dalam keperluan sebagai penyimpanan file.
Apalagi sekarang penyimpanan file tidak hanya mengandalkan storage fisik karena sudah banyak pilihan tempat penyimpanan lainnya seperti Cloud storage yang gratis.
Dan juga ponsel android umumnya sudah terhubung ke cloud storage milik Google, jadi tren membackup data ke komputer agak sedikit menurun dan ini juga bisa meringankan beban hardisk dalam keperluan sebagai penyimpanan file.