Berbicara tentang ponsel, kita tidak bisa lepas dari sejarahnya yang sangat panjang. Dari jaman dahulu hingga sekarang.
Dulu... iya dulu...
Handphone jaman dulu yang sempat menjadi "penguasa pasar" adalah handphone merk NOKIA khususnya NOKIA 3310 dan generasinya. Sedangkan pesaingnya adalah brand Siemens, Motorola, Ericcson dan Sony yang kemudian merger menjadi Sony Ericcson.
Sepanjang jaman teknologi Monophonic hingga Polyphonic dengan ciri layar monochrome, brand NOKIA begitu melekat di para penggila Gadget kala itu hingga tak mengherankan jika harga jual handphone merk Nokia lumayan tinggi di banding kompetiror, meskipun secara fitur, sama, atau bahkan lebih unggul milik pesaing.
Gonta ganti casing dengan beraneka warna dan motif, menjadi tren kala litu. Dan ponsel nokia adalah yang paling banyak pilihan model casingnya. Karena ponsel Nokia 3310, casingnya dapat di lepas tanpa menggunakan bantuan obeng.
Jadi sangat mudah sekali mengganti casingnya di banding handphone buatan merk lain yang meskipun bisa ganti casing, tapi harus membukanya menggunakan obeng dan bentuk mata obengnya kadang kala tidak lazim.
Dijaman Monophonic dan layar Monochrome ini, keasikan bermain handphone ada pada aktifitas menciptakan ringtone yang terbatas. Pada ponsel Nokia dan ponsel jadul pada umumnya, ada kode-kode not lagu yang harus diisikan untuk menciptakan ringtone yng diinginkan.
Kode-kode ini terbatas hanya beberapa karakter saja. Jadi hanya sebagian Intro lagu saja yang bisa tercipta, tapi kala itu sangat menyenangkan, ketika memiliki suara ringtone yang berbeda dari orang lain dan merupakan Intro lagu terkenal. Salah satu yang favorit adalah The Final Count Down.
Seiring berjalannya waktu, minat pasar mulai bergeser ketika tren dan teknologi handphone mulai berkembang dari adanya fitur kamera di ponsel hingga kemampuan ponsel memainkan musik MP3. Dari sini, pasar mulai bergeser dan brand Sony Erricson dengan handphone seri "W" nya yang memiliki keunggulan dalam memutar music dan kualitas kamera yang baik mambuat pengguna ponsel kepincut.
Dan mulai ada kebutuhan baru pada ponsel yaitu kartu memory yang kapasitasnya masih sekitar 64, 128, atau 256 MB. Dan kemudian ada jasa baru yaitu jasa pengisian lagu yang ongkosnya dihitung perlagu.
Mengisi lagu ke handphone saat itu tidaklah mudah. Karena faktanya pada saat itu, setiap handphone memiliki bentuk kabel data yang berbeda dan spesifik antara satu merk dan merk lainnya. Bahkan untuk seri ponsel berbeda meskipun dari satu merk, kabel datanya pun beda (contohnya seperti kabel data Nokia DKU-5 yang berbeda peruntukannya dengan kabel data Nokia DKU-2).
Sehingga untuk mengisi lagu ke ponsel harus membeli kabel data khusus untuk merk ponsel tersebut, dan juga harus menginstal Driver kabel datanya plus software/aplikasi khusus yang diinstal ke komputer seperti PC Suite.
Sudah begitu, ketika ponsel di konekkan pun kadang tidak langsung terdeteksi oleh komputer, jadi harus di coba beberapa kali. Sekalinya konek, jangan pernah menggeser atau menggoyangkan ponsel dan kabel datanya, kalau tidak malah bisa DC alias Disconnect.
Kemudian mulai ada teknologi Bluetooth yang sebelumnya hanya Inframerah yang mengharuskan ponsel saling berhadap-hadapan pada titik infra merah untuk bisa transfer file, begitu ponsel bergeser sedikit saja maka transfer filenya pun gagal, dan proses mengkonekannya lagi, butuh usaha dan kesabaran ekstra kerasss.
Oleh karenanya fitur inframerah pada ponsel sangat jarang sekali digunakan dan hanya sebagai aksesoris saja, sama halnya dengan fitur radio pada ponsel kebanyakan yang sangat jarang dimanfaatkan tapi tetap ada hingga sekarang.
Begitu ada Bluetooth, maka transfer file semakin mudah meskipun kala itu file yang bisa dikirim dan diterima masih sebatas MP3 dan gambar.
Kemudian pada suatu ketika Nokia menggebrak pasar dengan inovasinya menciptakan System Operasi baru pada ponsel yaitu Symbian, membuat ponsel buatan Nokia menjadi terlhat canggih dan elegan.
Handphone Symbian memiliki kemampuan untuk di costumasi sesaui kenginan penggunanya. Dari mulai penambahan aplikasi hingga game dengan pilihan beragam membuat HP Symbian yang mulai populer pada NOKIA Seri 6600 semakin banyak dilirik.
Namun tetap pada ciri khas Nokia adalah pada harga yang lumayan mahal untuk produk buatannya.
Persaingan pasar ponsel terus berlanjut hingga munculah merk baru yang lain dari pada yang lain, benar-benar anti-mainstream, yaitu handphone blackberry dengan menu andalannya adalah BBM (Blackberry Massenger) dan mengusung keyboard QWERTY.
HP Blackberry sangat mendunia menenggelamkan handphone merk lain termasuk Nokia. Saking ngetrennya, sampai-sampai ponsel merk lokal yang di kenal dengan istilah hape cina pun mulai berbondong-bondong menawarkan hape QWERTY yang bentuknya mirip dengan "BB" (sebutan untuk hape Blackberry), bahkan namanya pun dimirip-miripkan seperti Blueberry.
Blackberry pun berada diatas angin, hingga operator pun terciprat untung karena BBM harus menggunakan paket khusus, sehingga otomatis, operator seluler memiliki ceruk pasar baru.
Dalam hal ini BBM harus menggunakan paket data khusus yang berbeda dengan paket data reguler.
Dalam perjalanan waktu dan semakin berkembangnya teknologi, tiba-tiba muncul handphone android yang di belakangnya ada nama besar Google. Dunia pun terpana dengan kecanggihan teknologi baru ini.
Tampil dengan layar berteknologi Touchscreen dan minim tombol fisik, banyak kemudahan yang di tawarkan oleh handphone android terkait costumisasi dan personalisasi perangkat yang digunakannya.
Semakin berkembang Versi OS Android dan semakin banyak aplikasi dan game yang dapat menghibur dan membantu memudahkan penggunanya dalam beraktifitas dan berkomunikasi, semakin handphone ini menguasai pasar.
Dan akhirnya BB pun tenggelam bahkan BBM yang menjadi massenger andalan Blackberry pun akhirnya dapat digunakan di android.
System Operasi terus di update dengan nama-nama sesuai abjad dan mengambil dari nama kudapan terkenal di seluruh dunia seperti Jelly bean, Kit-kat, Oreo hingga Nougat.
Sebenarnya ada juga ponsel yang menggunakan "OS" lain seperti Windows Phone yang menggunakan OS berbasis Windows dan Iphone OS dari Apple.
Namun kedua OS tersebut kurang populer dan hanya di gunakan oleh kalangan tertentu saja yang ingin mencari apa yang tidak didapatkan dari Android atau hanya sekedar ingin tampil anti-mainstream menginta Android sudah sangat terlalu umum.
Itulah Kisah Ponsel dari dulu hingga sekarang. Semoga bermanfaat.
Dulu... iya dulu...
Ponsel atau handphone masih menjadi barang mewah yang tidak semua orang bisa menggunakannya. Tidak hanya ponselnya saja yang mahal tapi juga nomor SIM Card-nya juga mahal. Kalau sekarang SIM card di jual obralan dan orang pun bebas gonta-ganti sesuka hati.
Lain kalau dulu, harga SIM Card cukup mahal dan tidak ada isi pulsanya. Jadi semisal kita membeli Perdana SIM Card seharga 50.000 Rupiah, itu belum ada pulsanya. Kalau sekarang, kita beli 15.000 sudah isi pulsa dan paket internet juga. Begitu paketnya habis tinggal buang dan beli lagi, eits tapi jangan lupa di UNREG dulu sebelum dibuang.
Oke itu kalau cerita tentang kartu SIMnya, bagaimana dengan ponselnya.
Lain kalau dulu, harga SIM Card cukup mahal dan tidak ada isi pulsanya. Jadi semisal kita membeli Perdana SIM Card seharga 50.000 Rupiah, itu belum ada pulsanya. Kalau sekarang, kita beli 15.000 sudah isi pulsa dan paket internet juga. Begitu paketnya habis tinggal buang dan beli lagi, eits tapi jangan lupa di UNREG dulu sebelum dibuang.
Oke itu kalau cerita tentang kartu SIMnya, bagaimana dengan ponselnya.
Handphone jaman dulu yang sempat menjadi "penguasa pasar" adalah handphone merk NOKIA khususnya NOKIA 3310 dan generasinya. Sedangkan pesaingnya adalah brand Siemens, Motorola, Ericcson dan Sony yang kemudian merger menjadi Sony Ericcson.
Sepanjang jaman teknologi Monophonic hingga Polyphonic dengan ciri layar monochrome, brand NOKIA begitu melekat di para penggila Gadget kala itu hingga tak mengherankan jika harga jual handphone merk Nokia lumayan tinggi di banding kompetiror, meskipun secara fitur, sama, atau bahkan lebih unggul milik pesaing.
Jadi sangat mudah sekali mengganti casingnya di banding handphone buatan merk lain yang meskipun bisa ganti casing, tapi harus membukanya menggunakan obeng dan bentuk mata obengnya kadang kala tidak lazim.
Dijaman Monophonic dan layar Monochrome ini, keasikan bermain handphone ada pada aktifitas menciptakan ringtone yang terbatas. Pada ponsel Nokia dan ponsel jadul pada umumnya, ada kode-kode not lagu yang harus diisikan untuk menciptakan ringtone yng diinginkan.
Kode-kode ini terbatas hanya beberapa karakter saja. Jadi hanya sebagian Intro lagu saja yang bisa tercipta, tapi kala itu sangat menyenangkan, ketika memiliki suara ringtone yang berbeda dari orang lain dan merupakan Intro lagu terkenal. Salah satu yang favorit adalah The Final Count Down.
Seiring berjalannya waktu, minat pasar mulai bergeser ketika tren dan teknologi handphone mulai berkembang dari adanya fitur kamera di ponsel hingga kemampuan ponsel memainkan musik MP3. Dari sini, pasar mulai bergeser dan brand Sony Erricson dengan handphone seri "W" nya yang memiliki keunggulan dalam memutar music dan kualitas kamera yang baik mambuat pengguna ponsel kepincut.
Dan mulai ada kebutuhan baru pada ponsel yaitu kartu memory yang kapasitasnya masih sekitar 64, 128, atau 256 MB. Dan kemudian ada jasa baru yaitu jasa pengisian lagu yang ongkosnya dihitung perlagu.
Mengisi lagu ke handphone saat itu tidaklah mudah. Karena faktanya pada saat itu, setiap handphone memiliki bentuk kabel data yang berbeda dan spesifik antara satu merk dan merk lainnya. Bahkan untuk seri ponsel berbeda meskipun dari satu merk, kabel datanya pun beda (contohnya seperti kabel data Nokia DKU-5 yang berbeda peruntukannya dengan kabel data Nokia DKU-2).
Sehingga untuk mengisi lagu ke ponsel harus membeli kabel data khusus untuk merk ponsel tersebut, dan juga harus menginstal Driver kabel datanya plus software/aplikasi khusus yang diinstal ke komputer seperti PC Suite.
Sudah begitu, ketika ponsel di konekkan pun kadang tidak langsung terdeteksi oleh komputer, jadi harus di coba beberapa kali. Sekalinya konek, jangan pernah menggeser atau menggoyangkan ponsel dan kabel datanya, kalau tidak malah bisa DC alias Disconnect.
Kemudian mulai ada teknologi Bluetooth yang sebelumnya hanya Inframerah yang mengharuskan ponsel saling berhadap-hadapan pada titik infra merah untuk bisa transfer file, begitu ponsel bergeser sedikit saja maka transfer filenya pun gagal, dan proses mengkonekannya lagi, butuh usaha dan kesabaran ekstra kerasss.
Oleh karenanya fitur inframerah pada ponsel sangat jarang sekali digunakan dan hanya sebagai aksesoris saja, sama halnya dengan fitur radio pada ponsel kebanyakan yang sangat jarang dimanfaatkan tapi tetap ada hingga sekarang.
Begitu ada Bluetooth, maka transfer file semakin mudah meskipun kala itu file yang bisa dikirim dan diterima masih sebatas MP3 dan gambar.
Kemudian pada suatu ketika Nokia menggebrak pasar dengan inovasinya menciptakan System Operasi baru pada ponsel yaitu Symbian, membuat ponsel buatan Nokia menjadi terlhat canggih dan elegan.
Handphone Symbian memiliki kemampuan untuk di costumasi sesaui kenginan penggunanya. Dari mulai penambahan aplikasi hingga game dengan pilihan beragam membuat HP Symbian yang mulai populer pada NOKIA Seri 6600 semakin banyak dilirik.
Namun tetap pada ciri khas Nokia adalah pada harga yang lumayan mahal untuk produk buatannya.
Persaingan pasar ponsel terus berlanjut hingga munculah merk baru yang lain dari pada yang lain, benar-benar anti-mainstream, yaitu handphone blackberry dengan menu andalannya adalah BBM (Blackberry Massenger) dan mengusung keyboard QWERTY.
HP Blackberry sangat mendunia menenggelamkan handphone merk lain termasuk Nokia. Saking ngetrennya, sampai-sampai ponsel merk lokal yang di kenal dengan istilah hape cina pun mulai berbondong-bondong menawarkan hape QWERTY yang bentuknya mirip dengan "BB" (sebutan untuk hape Blackberry), bahkan namanya pun dimirip-miripkan seperti Blueberry.
Blackberry pun berada diatas angin, hingga operator pun terciprat untung karena BBM harus menggunakan paket khusus, sehingga otomatis, operator seluler memiliki ceruk pasar baru.
Dalam hal ini BBM harus menggunakan paket data khusus yang berbeda dengan paket data reguler.
Dalam perjalanan waktu dan semakin berkembangnya teknologi, tiba-tiba muncul handphone android yang di belakangnya ada nama besar Google. Dunia pun terpana dengan kecanggihan teknologi baru ini.
Tampil dengan layar berteknologi Touchscreen dan minim tombol fisik, banyak kemudahan yang di tawarkan oleh handphone android terkait costumisasi dan personalisasi perangkat yang digunakannya.
Semakin berkembang Versi OS Android dan semakin banyak aplikasi dan game yang dapat menghibur dan membantu memudahkan penggunanya dalam beraktifitas dan berkomunikasi, semakin handphone ini menguasai pasar.
Dan akhirnya BB pun tenggelam bahkan BBM yang menjadi massenger andalan Blackberry pun akhirnya dapat digunakan di android.
System Operasi terus di update dengan nama-nama sesuai abjad dan mengambil dari nama kudapan terkenal di seluruh dunia seperti Jelly bean, Kit-kat, Oreo hingga Nougat.
Sebenarnya ada juga ponsel yang menggunakan "OS" lain seperti Windows Phone yang menggunakan OS berbasis Windows dan Iphone OS dari Apple.
Namun kedua OS tersebut kurang populer dan hanya di gunakan oleh kalangan tertentu saja yang ingin mencari apa yang tidak didapatkan dari Android atau hanya sekedar ingin tampil anti-mainstream menginta Android sudah sangat terlalu umum.
Itulah Kisah Ponsel dari dulu hingga sekarang. Semoga bermanfaat.