Pada saat poses persiapan kandang untuk ternak Ayam Kampung Super beberapa waktu yang lalu, bagian dalam kandang sudah disiapkan dua buah lampu LHE (Lampu Hemat Energi) untuk kebutuhan ayam mencari kehangatan.
Dua buah Lampu Hemat Energy berkekuatan 20 Watt dan 15 Watt ini mungkin kurang ideal karena umumnya kandang pembesaran ayam menggunakan lampu pijar yang relatif lebih panas saat menyala. #entahlah
Setelah beberapa hari DOC berada dalam kandang dengan lampu LHE, sepertinya sekelompok anakan Ayam Kampung Super tersebut baik-baik saja.
Namun kemudian suatu hari, tiba-tiba datang angin dan hujan sangat deras di sertai bonus ‘memikat’ dari PLN yaitu pemadaman lampu.
Cukup ‘memikat’ memang, saat hujan deras serta angin kencang plus mati lampu di pukul 21.00, bonus yang sangat ideal bagi yang punya pasangan untuk mulai menarik selimut. Bagi yang belum punya pasangan pun jadi punya alasan untuk tidur lebih awal.
Di kondisi dingin mencekam karena hujan turun sangat deras disertai angin ribut dan mati lampu, tiba-tiba teringat, bagaimana nasib ayam yang ada dikandang? pasti kebingungan seperti anak ayam yang kehilangan induknya (btw, bibitan ayam sejak netas kan gak pernah ketemu induknya).
Setelah menembus gelapnya malam dan derasnya hujan serta dinginnya angin ribut untuk memeriksa kandang yang ada dibelakang rumah, ternyata ayam DOC yang baru berumur 9 hari sejak kedatangannya, ada pada kondisi baik-baik saja.
Sebenarnya konstruksi kandang cukup kokoh dan terlindungi, apalagi setiap sore, kandang pembesaran di tutupi seng untuk melindungi dan mengurangi efek angin malam pada DOC.
Atas dasar kejadian tersebut maka di putuskan untuk mengganti lampu kandang dengan yang lebih bisa memberi ketenangan ketika datang ‘ancaman’ pemadaman, khususnya lagi kalau musim pemadaman bergilir.
Kenapa mengganti lampu kandang??
Karena ini adalah cara yang paling praktis, simple, mudah dan murah dibanding harus menggantinya menggunakan kompor berbahan bakar LPG, memasang pemanas atau menyiapkan genset.
Lampu pengganti yang dipilih adalah lampu emergency yang bisa langsung otomatis menyala ketika aliran listrik terputus.
Lampu ini berisi LED, cukup terang kalau menyala malam (yaiyalah yaa… #tepok_jidat), tapi tidak panas seperti lampu TL apalagi pijar.
Tapi lampu yang diganti hanya satu saja karena selain alasan harga, dikhawatirkan jika mengganti kedua lampu dengan jenis emergency yang notabene menggunakan LED, maka suhu kandang menjadi kurang ideal untuk anakan ayam Kampung Super. Alasan yang lebih utama sih karena harganya mahal, hehehe.
Jadi dalam kandang pembesaran Ayam Kampung Super kini ada dua lampu, satu lampu LHE dan satu lampu jenis Emergency.
Setelah mengganti lampu dengan type emergency, terasa lebih aman dan nyaman setidaknya kalau terjadi pemadaman mendadak, masih ada lampu emergency yang membackup.
Jadi tidak perlu lagi blusukan kekandang malam-malam hanya untuk mengecek kondisi ayam kalau pas mati lampu.
Namun kemudian terbesit pertanyaan, Apa sebenarnya fungsi lampu bagi Ayam?
Dua buah Lampu Hemat Energy berkekuatan 20 Watt dan 15 Watt ini mungkin kurang ideal karena umumnya kandang pembesaran ayam menggunakan lampu pijar yang relatif lebih panas saat menyala. #entahlah
Setelah beberapa hari DOC berada dalam kandang dengan lampu LHE, sepertinya sekelompok anakan Ayam Kampung Super tersebut baik-baik saja.
Namun kemudian suatu hari, tiba-tiba datang angin dan hujan sangat deras di sertai bonus ‘memikat’ dari PLN yaitu pemadaman lampu.
Cukup ‘memikat’ memang, saat hujan deras serta angin kencang plus mati lampu di pukul 21.00, bonus yang sangat ideal bagi yang punya pasangan untuk mulai menarik selimut. Bagi yang belum punya pasangan pun jadi punya alasan untuk tidur lebih awal.
Di kondisi dingin mencekam karena hujan turun sangat deras disertai angin ribut dan mati lampu, tiba-tiba teringat, bagaimana nasib ayam yang ada dikandang? pasti kebingungan seperti anak ayam yang kehilangan induknya (btw, bibitan ayam sejak netas kan gak pernah ketemu induknya).
Setelah menembus gelapnya malam dan derasnya hujan serta dinginnya angin ribut untuk memeriksa kandang yang ada dibelakang rumah, ternyata ayam DOC yang baru berumur 9 hari sejak kedatangannya, ada pada kondisi baik-baik saja.
Sebenarnya konstruksi kandang cukup kokoh dan terlindungi, apalagi setiap sore, kandang pembesaran di tutupi seng untuk melindungi dan mengurangi efek angin malam pada DOC.
Atas dasar kejadian tersebut maka di putuskan untuk mengganti lampu kandang dengan yang lebih bisa memberi ketenangan ketika datang ‘ancaman’ pemadaman, khususnya lagi kalau musim pemadaman bergilir.
Kenapa mengganti lampu kandang??
Karena ini adalah cara yang paling praktis, simple, mudah dan murah dibanding harus menggantinya menggunakan kompor berbahan bakar LPG, memasang pemanas atau menyiapkan genset.
Lampu pengganti yang dipilih adalah lampu emergency yang bisa langsung otomatis menyala ketika aliran listrik terputus.
Lampu ini berisi LED, cukup terang kalau menyala malam (yaiyalah yaa… #tepok_jidat), tapi tidak panas seperti lampu TL apalagi pijar.
Tapi lampu yang diganti hanya satu saja karena selain alasan harga, dikhawatirkan jika mengganti kedua lampu dengan jenis emergency yang notabene menggunakan LED, maka suhu kandang menjadi kurang ideal untuk anakan ayam Kampung Super. Alasan yang lebih utama sih karena harganya mahal, hehehe.
Jadi dalam kandang pembesaran Ayam Kampung Super kini ada dua lampu, satu lampu LHE dan satu lampu jenis Emergency.
Setelah mengganti lampu dengan type emergency, terasa lebih aman dan nyaman setidaknya kalau terjadi pemadaman mendadak, masih ada lampu emergency yang membackup.
Jadi tidak perlu lagi blusukan kekandang malam-malam hanya untuk mengecek kondisi ayam kalau pas mati lampu.
Namun kemudian terbesit pertanyaan, Apa sebenarnya fungsi lampu bagi Ayam?