Bloatware adalah aplikasi bawaan pabrik yang menghiasi setiap ponsel baru yang umumnya tidak bisa di uninstal.
Hal ini terkadang cukup membuat frustasi sebagian pengguna smartphone. Bagaimana tidak, bloatware yang di sematkan oleh produsen tersebut seringnya tidak pernah digunakan.
Tapi sayangnya karena aplikasi tersebut sudah ditanamkan sejak pertama ponsel di buat maka dia tidak bisa dihapus dengan mudah.
Menjadi dilema ketika dia sudah terasa menguras resources handphone mulai meghabiskan ruang penyimpanan, mulai ‘mencuri’ masa pakai baterai, diam-diam menyedot kuota dan bergerak senyap di belakang layar.
Jadi bagaimana cara menghapus blotware atau aplikasi bawaan produsen ini, atau jika memang tidak bisa dihapus bagaimana langkah yang bisa ditempuh agar kehadirannya tidak terlalu mengganggu.
Root ponsel
Salah satu keuntungan melakukan rooting pada ponsel adalah anda memiliki akses untuk menghapus bloatware dari handphone anda.
Hanya saja me-root smartphone android merupakan hal yang sulit dan rumit bagi sebagian orang dan memberi kekurangan dalam hal garansi. Handphone yang di root, otomatis menghilangkan garansi dari produsen.
Disable Bloatware yang tidak diinginkan
Mungkin anda tidak berminat untuk melakukan rooting pada ponsel, biasanya Bloatware memiliki opsi untuk dinonaktifkan.
Menonaktifkan aplikasi bloatware dapat mencegahnya dari update otomatis, barjalan di background, dan manampilkan notifikasi yang mengganggu.
Ketika semua tidak memungkinkan
Ketika rooting tidak memungkinkan dan ternyata tidak ada opsi untuk menonaktifkan bloatware, maka pilihan terakhir anda bisa menonaktifkan notifikasinya saja.
Anda juga bisa menghapus setiap update yang sudah dilakukan oleh aplikasi bloatware tersebut, sehingga setidaknya aplikasi bloatware tersebut tidak memakan ruang penyimpanan terlalu banyak.
Bloatware di sematkan oleh produsen smartphone untuk memaksimalkan fungsi dari perangkat yang dibuatnya. Bahkan Google pun menyisipkan Bloatware pada smartphone dan tablet android buatannya.
Hal ini terkadang cukup membuat frustasi sebagian pengguna smartphone. Bagaimana tidak, bloatware yang di sematkan oleh produsen tersebut seringnya tidak pernah digunakan.
Tapi sayangnya karena aplikasi tersebut sudah ditanamkan sejak pertama ponsel di buat maka dia tidak bisa dihapus dengan mudah.
Menjadi dilema ketika dia sudah terasa menguras resources handphone mulai meghabiskan ruang penyimpanan, mulai ‘mencuri’ masa pakai baterai, diam-diam menyedot kuota dan bergerak senyap di belakang layar.
Jadi bagaimana cara menghapus blotware atau aplikasi bawaan produsen ini, atau jika memang tidak bisa dihapus bagaimana langkah yang bisa ditempuh agar kehadirannya tidak terlalu mengganggu.
Root ponsel
Salah satu keuntungan melakukan rooting pada ponsel adalah anda memiliki akses untuk menghapus bloatware dari handphone anda.
Hanya saja me-root smartphone android merupakan hal yang sulit dan rumit bagi sebagian orang dan memberi kekurangan dalam hal garansi. Handphone yang di root, otomatis menghilangkan garansi dari produsen.
Disable Bloatware yang tidak diinginkan
Mungkin anda tidak berminat untuk melakukan rooting pada ponsel, biasanya Bloatware memiliki opsi untuk dinonaktifkan.
Menonaktifkan aplikasi bloatware dapat mencegahnya dari update otomatis, barjalan di background, dan manampilkan notifikasi yang mengganggu.
Ketika semua tidak memungkinkan
Ketika rooting tidak memungkinkan dan ternyata tidak ada opsi untuk menonaktifkan bloatware, maka pilihan terakhir anda bisa menonaktifkan notifikasinya saja.
Anda juga bisa menghapus setiap update yang sudah dilakukan oleh aplikasi bloatware tersebut, sehingga setidaknya aplikasi bloatware tersebut tidak memakan ruang penyimpanan terlalu banyak.
Bloatware di sematkan oleh produsen smartphone untuk memaksimalkan fungsi dari perangkat yang dibuatnya. Bahkan Google pun menyisipkan Bloatware pada smartphone dan tablet android buatannya.