Mobil listrik mampu menemani keseharian anda menggantikan mobil bermesin konvensional berbahan bakar minyak. Untuk keperluan beraktifitas sehari-hari dengan jarak tempuh yang relatif dekat, mobil listrik dapat diandalkan untuk sekaligus dapat menghemat pengeluaran konsumsi BBM dan ikut mendukung gerakan ramah lingkungan. Tapi jika ingin menggunakan mobil listrik untuk keperluan mudik dengan jarak tempuh yang melebihi kemampuan dasar mobil, rasanya perlu dipertimbangkan kembali.
Mobil listrik secara umum lebih tepat digunakan Untuk mobilitas didalam kota dengan jarak tempuh yang tidak terlalu jauh, meskipun ada beberapa mobil listrik yang mampu menempuh jarak ratusan Kilo-meter untuk sekali pengisian namun harga jualnya pun relatif lebih mahal dibanding mobil listrik dengan jangkauan 100-200Km.
Mengenai jarak tempuh dan kemungkinan rintangan yang dihadapi seperti macet yang mungkin saja dapat menghabiskan daya listrik sebelum sampai di tujuan ataupun lokasi charging point yang masih cukup jauh dan tentu masih sangat jarang tersedia di jalanan Nusantara kita tercinta sehingga dapat mengganggu perjalanan anda menggunakan mobil listrik.
Untuk kondisi seperti Negara kita ini dimana lokasi Charging Point yang masih jarang meskipun bisa diatasi dengan menumpang di rumah warga sekitar dan ditambah lagi masih seringnya jadwal pemadaman bergilir di beberapa daerah, pilihan yang dapat diambil dari beberapa pilihan mobil bertenaga listrik, mungkin mobil listrik seperti BMW i3 lebih cocok digunakan, karena memiliki fitur Range Extender berupa mesin generator berbahan bakar minyak yang bisa membantu mobil tetap melanjutkan perjalanan saat Low-bat. Selain itu mobil listrik setidaknya membutuhkan waktu charge sekitar 20-30menit untuk dapat digunakan hingga 60mil (90km) dengan bantuan teknologi Rapid Charge.
Dari segi harga, Jika dibandingkan dengan mobil berbahan bakar minyak dengan ukuran yang sama, mobil listrik memang dibanderol lebih mahal namun dari segi teknologi tentu berbeda antara mobil listrik dan mobil berbahan bakar minyak Sehingga saat ini mobil listrik masih tergolong barang mewah karena produksinya pun belum sebanyak dan se-global mobil berbahan bakar minyak. Selain itu mobil listrik masih memerlukan riset yang tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Belum lagi dukungan infrastruktur seperti pembangunan charging point yang tentu membutuhkan waktu dan biaya dan juga komitmen pemerintah mengenai pasokan listrik yang stabil dan lancar tanpa acara pemadaman bergilir.
Mobil listrik merupakan masa depan teknologi otomotif, disaat bahan bakar minyak mulai menipis maka motor listrik salah satu pilihan terbaik sebagai motor penggerak mobil. Pada saat itu tiba anda mungkin akan sangat merindukan derungan mesin bensin ataupun mesin diesel saat mengaspal dijalanan. Mungkin Tips-tips menghemat baterai handphone dapat diterapkan juga pada mobil listrik atau cara-cara menghemat listrik dirumah dapat juga di aplikasikan ke mobil listrik. Tidak akan ada lagi upaya-upaya menghemat bahan bakar kendaraan karena memang kendaraan yang digunakan sudah tidak lagi berbahan bakar minyak.
Saat mobil listrik merajalela, Jalanan akan terasa hening, pengemudi harus berkonsentrasi penuh saat berkendara karena tidak dapat lagi mengandalkan pendengaran untuk mengetahui keberadaan kendaraan lain disekitar. Begitupun pengguna jalan lain yang mungkin tidak akan menyadari kehadiran mobil-listrik yang melintas khususnya pada kecepatan rendah.
Tapi untungnya kebanyakan mobil listrik dilengkapi berbagai sensor canggih yang dapat membantu pengemudi untuk mendeteksi “rintangan” yang dihadapi dijalan. Bahkan beberapa mobil listrik dapat memberi peringatan berupa suara saat mobil listrik berjalan pelan sehingga pengguna jalan lain dapat mengetahui kehadiran mobil listrik yang sedang melintas di area Pedestrian.
Nissan punya Vehicle Sound for Pedestrians (VPS) yang dapat mengeluarkan suara saat mobil listrik buatannya bergerak maju dengan kecepatan rendah ataupun mundur, Ada pula Pedestrian-Friendly Alert System milik General Motor, Hyundai punya Virtual Engine Sound System (VESS), Dan masih banyak system serupa dari vendor lain yang memiliki fungsi sama dengan nama yang berbeda. Meskipun bertujuan untuk keamanan dan keselamatan, namun fitur ini masih menjadi Pro dan Kontra khusunya terkait polusi suara yang ditimbulkannya.
Heningnya mobil listrik akan membuat orang lain disekitarnya pun harus menebak-nebak apakah mobil listrik ini sedang dalam posisi On ataukah Off, apakah dia sedang siap untuk jalan (idle) atau berhenti. Lain halnya dengan mobil konvensional yang dapat kita sadari aktifitasnya apakah sedang dalam kondisi mesin menyala ataukah mati. Hal ini pula yang menjadi perhatian para engineering otomotif dunia agar mobil listrik dapat disadari kehadirannya saat melintas di area ramai pejalan kaki khususnya bagi pengguna jalan yang mengalami gangguan penglihatan (Tunanetra).
Apakah mobil listrik nantinya benar-benar ramah lingkungan? Dari mana sumber listrik yang dibutuhkan mobil listrik diperoleh? Mungkinkah Semakin banyak mobil listrik yang berkeliaran dijalan maka semakin besar daya listrik yang harus dihasilkan oleh pembangkit listrik? Sehingga pembangkit listrik membakar lebih banyak bahan bakar untuk menghasilkan tenaga yang lebih besar dari biasanya. “Sentralisasi Polusi-kah???”
Mungkin mobil listrik akan efektif menekan tingkat polusi udara jika didukung dengan pembangkit listrik yang ramah lingkungan pula.
Demikian sekelumit cerita mengenai mobil listrik yang dapat membantu menciptakan lingkungan yang bersih dan segar sehingga kembang pete pun dapat hidup subur tanpa gangguan polusi sisa pembakaran kendaran bermotor.
Semoga bermanfaat.
Mobil listrik secara umum lebih tepat digunakan Untuk mobilitas didalam kota dengan jarak tempuh yang tidak terlalu jauh, meskipun ada beberapa mobil listrik yang mampu menempuh jarak ratusan Kilo-meter untuk sekali pengisian namun harga jualnya pun relatif lebih mahal dibanding mobil listrik dengan jangkauan 100-200Km.
Mengenai jarak tempuh dan kemungkinan rintangan yang dihadapi seperti macet yang mungkin saja dapat menghabiskan daya listrik sebelum sampai di tujuan ataupun lokasi charging point yang masih cukup jauh dan tentu masih sangat jarang tersedia di jalanan Nusantara kita tercinta sehingga dapat mengganggu perjalanan anda menggunakan mobil listrik.
Untuk kondisi seperti Negara kita ini dimana lokasi Charging Point yang masih jarang meskipun bisa diatasi dengan menumpang di rumah warga sekitar dan ditambah lagi masih seringnya jadwal pemadaman bergilir di beberapa daerah, pilihan yang dapat diambil dari beberapa pilihan mobil bertenaga listrik, mungkin mobil listrik seperti BMW i3 lebih cocok digunakan, karena memiliki fitur Range Extender berupa mesin generator berbahan bakar minyak yang bisa membantu mobil tetap melanjutkan perjalanan saat Low-bat. Selain itu mobil listrik setidaknya membutuhkan waktu charge sekitar 20-30menit untuk dapat digunakan hingga 60mil (90km) dengan bantuan teknologi Rapid Charge.
Dari segi harga, Jika dibandingkan dengan mobil berbahan bakar minyak dengan ukuran yang sama, mobil listrik memang dibanderol lebih mahal namun dari segi teknologi tentu berbeda antara mobil listrik dan mobil berbahan bakar minyak Sehingga saat ini mobil listrik masih tergolong barang mewah karena produksinya pun belum sebanyak dan se-global mobil berbahan bakar minyak. Selain itu mobil listrik masih memerlukan riset yang tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Belum lagi dukungan infrastruktur seperti pembangunan charging point yang tentu membutuhkan waktu dan biaya dan juga komitmen pemerintah mengenai pasokan listrik yang stabil dan lancar tanpa acara pemadaman bergilir.
Mobil listrik merupakan masa depan teknologi otomotif, disaat bahan bakar minyak mulai menipis maka motor listrik salah satu pilihan terbaik sebagai motor penggerak mobil. Pada saat itu tiba anda mungkin akan sangat merindukan derungan mesin bensin ataupun mesin diesel saat mengaspal dijalanan. Mungkin Tips-tips menghemat baterai handphone dapat diterapkan juga pada mobil listrik atau cara-cara menghemat listrik dirumah dapat juga di aplikasikan ke mobil listrik. Tidak akan ada lagi upaya-upaya menghemat bahan bakar kendaraan karena memang kendaraan yang digunakan sudah tidak lagi berbahan bakar minyak.
Saat mobil listrik merajalela, Jalanan akan terasa hening, pengemudi harus berkonsentrasi penuh saat berkendara karena tidak dapat lagi mengandalkan pendengaran untuk mengetahui keberadaan kendaraan lain disekitar. Begitupun pengguna jalan lain yang mungkin tidak akan menyadari kehadiran mobil-listrik yang melintas khususnya pada kecepatan rendah.
Tapi untungnya kebanyakan mobil listrik dilengkapi berbagai sensor canggih yang dapat membantu pengemudi untuk mendeteksi “rintangan” yang dihadapi dijalan. Bahkan beberapa mobil listrik dapat memberi peringatan berupa suara saat mobil listrik berjalan pelan sehingga pengguna jalan lain dapat mengetahui kehadiran mobil listrik yang sedang melintas di area Pedestrian.
Nissan punya Vehicle Sound for Pedestrians (VPS) yang dapat mengeluarkan suara saat mobil listrik buatannya bergerak maju dengan kecepatan rendah ataupun mundur, Ada pula Pedestrian-Friendly Alert System milik General Motor, Hyundai punya Virtual Engine Sound System (VESS), Dan masih banyak system serupa dari vendor lain yang memiliki fungsi sama dengan nama yang berbeda. Meskipun bertujuan untuk keamanan dan keselamatan, namun fitur ini masih menjadi Pro dan Kontra khusunya terkait polusi suara yang ditimbulkannya.
Heningnya mobil listrik akan membuat orang lain disekitarnya pun harus menebak-nebak apakah mobil listrik ini sedang dalam posisi On ataukah Off, apakah dia sedang siap untuk jalan (idle) atau berhenti. Lain halnya dengan mobil konvensional yang dapat kita sadari aktifitasnya apakah sedang dalam kondisi mesin menyala ataukah mati. Hal ini pula yang menjadi perhatian para engineering otomotif dunia agar mobil listrik dapat disadari kehadirannya saat melintas di area ramai pejalan kaki khususnya bagi pengguna jalan yang mengalami gangguan penglihatan (Tunanetra).
Apakah mobil listrik nantinya benar-benar ramah lingkungan? Dari mana sumber listrik yang dibutuhkan mobil listrik diperoleh? Mungkinkah Semakin banyak mobil listrik yang berkeliaran dijalan maka semakin besar daya listrik yang harus dihasilkan oleh pembangkit listrik? Sehingga pembangkit listrik membakar lebih banyak bahan bakar untuk menghasilkan tenaga yang lebih besar dari biasanya. “Sentralisasi Polusi-kah???”
Mungkin mobil listrik akan efektif menekan tingkat polusi udara jika didukung dengan pembangkit listrik yang ramah lingkungan pula.
Demikian sekelumit cerita mengenai mobil listrik yang dapat membantu menciptakan lingkungan yang bersih dan segar sehingga kembang pete pun dapat hidup subur tanpa gangguan polusi sisa pembakaran kendaran bermotor.
Semoga bermanfaat.