Teknologi otomotif dunia berkembang sangat pesat, mulai dari desain interior ekterior, system kelistrikan, system pengapian, konstruksi mesin dan lain sebagainya telah mengalami perkembangan dan perubahan yang signifikan dari tahun ke tahun. Pada system pengapian motor misalnya dari mulai penggunaan platina, CDI, dan sekarang ECU yang lebih pintar hingga mampu mendeteksi karakter pengguna dan menyesuaikan segala seting yang diperlukan pada motor sesuai dengan karakter pengguna sehingga didapatkan performa maksimal.
Dengan pesatnya perkembangan otomotif dunia hingga saat ini mulai dilakukan riset penggunaan motor listrik pada kendaraan untuk menggantikan mesin konvensional yang selama ini telah menjadi sumber tenaga bagi kendaraan.
Sensasi mengendarai kendaraan listrik mungkin akan terasa berbeda disbanding sensasi mengendarai motor konvensional, motor listrik yang lebih senyap akan menciptakan Susana berkendara tersendiri tentunya dibanding motor konvensional yang meraung raung.
Seperti saat maraknya penjualan motor matik,
Pada awal kemunculan dan penggunaan motor matik mungkin dari pengguna motor atau biker akan merasakan sensasi berbeda sering ditemui sindrom mencari perseneling untuk oper gigi saat menggunakan motor matic. Karena setelah sekian lama telah terbiasa mengendarai motor manual kemudian menjajal motor matic, kebiasaan atau respon motoric saat mengendarai motor manual masih terbawa dan melekat kuat. Sehingga saat mengendarai motor matic yang notabene hanya menarik tuas gas hingga tercapai kecepatan yang diharapkan akan terasa kagok atau kaku.
Dalam hal perubahan dari motor manual ke matic mungkin merupakan perubahan yang tidak terlalu mendasar karena kita masih dapat mendengarkan raungan mesin bensin yang masih termasuk konvensional, terlepas dari fitur atau teknologi yang disematkan kedalamnya tapi secara garis besar atau secara umumnya mesin motor tidak mengalami perubahan secara mendasar.
Nahh… bagaimana kalau mesin motor ber-piston yang selama ini kita kenal diganti dengan mesin elektrik.?!
Sensasinya pasti akan sangat berbeda. Mulai dari hilangnya sensasi mengoper gigi tentunya, ditambah lagi hilangnya sensasi raungan suara knalpot yang menggelegar.
Menunggangi motor electric akan terasa senyap sepi, jadi ingat sepeda elektrik yang sempat booming beberapa waktu lalu wuzzz .. sunyi senyap tanpa suara.
tapi tentu itu hanya masalah kebiasaan saja. Sama seperti fenomena motor matik disaat pertama pemunculannya tentu menuai pro dan kontra. Setelah sekian lama pun akhirnya motor matik dapat diterima dengan baik seiring berjalannya waktu.
Ide Penggunaan motor listrik pada kendaraan telah muncul beberapa tahun lalu dengan dihadirkannya mobil Hybrid yang menggendong dua jenis mesin dengan aliran yang berbeda, yaitu mesin berbahan bakar minyak dan mesin listrik dengan tujuan utama tentu penghematan bahan bakar dan meminimalisir jumlah polusi yang dihasilkan. Tapi tentu kendaraan model ini relative mahal dibanding kendaraan konvensional yang umum saat itu.
Saat ini produsen dunia mulai melirik membangun kendaraan listrik yang 100% free emisi gas buang. Sebut saja Tesla Motors misalnya mampu membangun mobil listrik dengan jangkauan hingga 426Km dalam kondisi baterai penuh, tentu sudah cukup memadai untuk penggunaan sehari-hari. Hanya saja teknologi ini masih sangat mahal untuk dapat bersaing dengan mobil konvensional saat ini.
Walaupun demikian teknologi otomotif dunia sepertinya akan Mengarah kesana mengingat keterbatasan bahanbakar minyak, polusi yang dihasilkan dari kendaraan yang berbahan bakar minyak yang menghasilkan emisi gas buang yang sudah mulai memprihatinkan dan perkembangan teknologi yang sudah memungkinkan terciptanya kendaraan elektrik yang lebih canggih.
Tentu perubahan dari mesin konvensional ke mesin listrik tidak semudah seperti merubah transmisi manual menjadi matik. Banyak hal yang perlu menjadi perhatian, Masalah teknis seperti pembangunan pabrik khusus yang tentu memerlukan investasi yang luar biasa dan masalah non teknis yang meliputi kebijakan politik , ekonomi, sosial dan budaya
Indonesia pun sempat berusaha membangun mobil listrik yang 100% Indonesia. Proyek yang digagas oleh menteri BUMN saat itu yaitu Bapak Dahlan Iskan yang dibantu beberapa teknisi ahli berskala dunia. Dalam proyek ini Bapak Dahlan Iskan rela gaji nya sebagai menteri dipakai demi untuk pengembangan mobil listrik tersebut. Tetapi proyek ini pun akhirnya tidak jelas arahnya, hal ini tentu tidak lepas dari masalah kebijakan pemerintah yang kurang memberikan dukungan untuk pengembangan mobil listrik yang merupakan masalah non teknis dalam upaya pengembangan mobil listrik selain masalah masalah teknis lainnya. Hingga akhirnya salah satu teknisi ahli dalam upaya membangun 'mobil listrik 100% Indonesia' memutuskan Hengkang dari Indonesia karena merasa upaya nya dan impiannya untuk mengembangkan mobil listrik di Tanah Air tidak juga menunjukkan titik terang.
Mungkinkah mesin motor konvensional akan ditinggalkan dan digantikan dengan motor listrik?, seperti halnya mesin 2Tak yang sudah mulai ditinggalkan para produsen motor, dan bahkan ajang motoGP pun sudah meninggalkan teknologi mesin 2tak karena menganggap pengembangan teknologinya sudah mentok terlepas dari emisi gas buang mesin 2tak yang lebih tinggi. Baca juga tentang Kecanggihan teknologi MotoGP. Semoga bermanfaat.
Dengan pesatnya perkembangan otomotif dunia hingga saat ini mulai dilakukan riset penggunaan motor listrik pada kendaraan untuk menggantikan mesin konvensional yang selama ini telah menjadi sumber tenaga bagi kendaraan.
Sensasi mengendarai kendaraan listrik mungkin akan terasa berbeda disbanding sensasi mengendarai motor konvensional, motor listrik yang lebih senyap akan menciptakan Susana berkendara tersendiri tentunya dibanding motor konvensional yang meraung raung.
Seperti saat maraknya penjualan motor matik,
Pada awal kemunculan dan penggunaan motor matik mungkin dari pengguna motor atau biker akan merasakan sensasi berbeda sering ditemui sindrom mencari perseneling untuk oper gigi saat menggunakan motor matic. Karena setelah sekian lama telah terbiasa mengendarai motor manual kemudian menjajal motor matic, kebiasaan atau respon motoric saat mengendarai motor manual masih terbawa dan melekat kuat. Sehingga saat mengendarai motor matic yang notabene hanya menarik tuas gas hingga tercapai kecepatan yang diharapkan akan terasa kagok atau kaku.
Dalam hal perubahan dari motor manual ke matic mungkin merupakan perubahan yang tidak terlalu mendasar karena kita masih dapat mendengarkan raungan mesin bensin yang masih termasuk konvensional, terlepas dari fitur atau teknologi yang disematkan kedalamnya tapi secara garis besar atau secara umumnya mesin motor tidak mengalami perubahan secara mendasar.
Sensasinya pasti akan sangat berbeda. Mulai dari hilangnya sensasi mengoper gigi tentunya, ditambah lagi hilangnya sensasi raungan suara knalpot yang menggelegar.
Menunggangi motor electric akan terasa senyap sepi, jadi ingat sepeda elektrik yang sempat booming beberapa waktu lalu wuzzz .. sunyi senyap tanpa suara.
tapi tentu itu hanya masalah kebiasaan saja. Sama seperti fenomena motor matik disaat pertama pemunculannya tentu menuai pro dan kontra. Setelah sekian lama pun akhirnya motor matik dapat diterima dengan baik seiring berjalannya waktu.
Ide Penggunaan motor listrik pada kendaraan telah muncul beberapa tahun lalu dengan dihadirkannya mobil Hybrid yang menggendong dua jenis mesin dengan aliran yang berbeda, yaitu mesin berbahan bakar minyak dan mesin listrik dengan tujuan utama tentu penghematan bahan bakar dan meminimalisir jumlah polusi yang dihasilkan. Tapi tentu kendaraan model ini relative mahal dibanding kendaraan konvensional yang umum saat itu.
Saat ini produsen dunia mulai melirik membangun kendaraan listrik yang 100% free emisi gas buang. Sebut saja Tesla Motors misalnya mampu membangun mobil listrik dengan jangkauan hingga 426Km dalam kondisi baterai penuh, tentu sudah cukup memadai untuk penggunaan sehari-hari. Hanya saja teknologi ini masih sangat mahal untuk dapat bersaing dengan mobil konvensional saat ini.
Walaupun demikian teknologi otomotif dunia sepertinya akan Mengarah kesana mengingat keterbatasan bahanbakar minyak, polusi yang dihasilkan dari kendaraan yang berbahan bakar minyak yang menghasilkan emisi gas buang yang sudah mulai memprihatinkan dan perkembangan teknologi yang sudah memungkinkan terciptanya kendaraan elektrik yang lebih canggih.
Tentu perubahan dari mesin konvensional ke mesin listrik tidak semudah seperti merubah transmisi manual menjadi matik. Banyak hal yang perlu menjadi perhatian, Masalah teknis seperti pembangunan pabrik khusus yang tentu memerlukan investasi yang luar biasa dan masalah non teknis yang meliputi kebijakan politik , ekonomi, sosial dan budaya
Indonesia pun sempat berusaha membangun mobil listrik yang 100% Indonesia. Proyek yang digagas oleh menteri BUMN saat itu yaitu Bapak Dahlan Iskan yang dibantu beberapa teknisi ahli berskala dunia. Dalam proyek ini Bapak Dahlan Iskan rela gaji nya sebagai menteri dipakai demi untuk pengembangan mobil listrik tersebut. Tetapi proyek ini pun akhirnya tidak jelas arahnya, hal ini tentu tidak lepas dari masalah kebijakan pemerintah yang kurang memberikan dukungan untuk pengembangan mobil listrik yang merupakan masalah non teknis dalam upaya pengembangan mobil listrik selain masalah masalah teknis lainnya. Hingga akhirnya salah satu teknisi ahli dalam upaya membangun 'mobil listrik 100% Indonesia' memutuskan Hengkang dari Indonesia karena merasa upaya nya dan impiannya untuk mengembangkan mobil listrik di Tanah Air tidak juga menunjukkan titik terang.
Mungkinkah mesin motor konvensional akan ditinggalkan dan digantikan dengan motor listrik?, seperti halnya mesin 2Tak yang sudah mulai ditinggalkan para produsen motor, dan bahkan ajang motoGP pun sudah meninggalkan teknologi mesin 2tak karena menganggap pengembangan teknologinya sudah mentok terlepas dari emisi gas buang mesin 2tak yang lebih tinggi. Baca juga tentang Kecanggihan teknologi MotoGP. Semoga bermanfaat.